POSMERDEKA.COM, BANGLI – Sejumlah masyarakat pengempon pura, terutama pura dadia di sejumlah wilayah Kabupaten Bangli, mempertanyakan tak kunjung cairnya punia banten upasaksi yang merupakan program Pemkab Bangli. Bahkan ada hampir lima bulan dijanjikan tapi hingga kini belum direalisasi.
Kabag Kesra Setda Bangli, I Gede Eddy Hartawan, Senin (30/9/2024) tak menampik adanya sejumlah masyarakat yang mempertanyakan kapan pencairan punia tersebut. Dia berujar sejauh ini punia yang paling lama belum cair yakni tanggal 28 Mei lalu.
Namun, saat ini diklaim sudah aman. “Setelah APBD Perubahan ketok palu, anggaran sudah mulai normal. Astungkara setiap minggu sudah mulai ada pencairan, semua anggaran punia sudah bisa terselesaikan,” janjinya.
Lebih lanjut dijelaskan, kendala yang terjadi biasanya adalah sudah diberi kuitansi punia, tapi SPJ belum diserahkan atau diproses oleh penerima bantuan. Sempat ada laporan masyarakat yang diinformasikan melalui media sosial pada Maret lalu soal ini. Namun, saat dia hubungi dan menanyakan soal SPJ, ternyata belum diserahkan ke Pemkab.
Menurutnya, biasanya dalam penyerahan punia itu dilakukan secara simbolis dengan penyerahan kuitansi. Kuitansi itu yang justru didiamkan masyarakat, malah ada yang masih disimpan di rumahnya. Padahal di bawah kuitansi itu sudah ada kontak orang yang bisa dihubungi untuk menindaklanjuti pencairan punia. “Kalau didiamkan seperti itu, siapa mau disalahkan?” bebernya.
Kendala lain, imbuhnya, terkait skala prioritas anggaran. Untuk punia piodalan anggaran yang cair sekitar Rp600 juta, dan saat ini yang akan cair senilai Rp900 juta. Dari Rp900 juta itu untuk punia, termasuk kegiatan rutin seperti pujawali di Pura Kehen setiap enam bulan mendapat Rp140 juta.
Nilai punia yang diberikan, lugasnya, bervariasi. Untuk punia Pura Subak Rp5 juta, pura dadia maksimal Rp10 juta, dan Pura Khayangan Tiga Rp15 juta, bergantung tingkat upacara yang dijalankan. Sementara untuk bantuan ngaben massal, dia mengklaim sudah tuntas. Tinggal yang pengajuan baru saja.
“Anggaran ngaben massal di APBD Induk sebesar Rp2 miliar, sejauh ini masih ada silpa. Dari hitung-hitungan untuk ngaben massal yang sudah cair dan belum, masih ada sisa,” tandasnya.
Untuk diketahui, secara akumulasi Pemkab Bangli mengucurkan punia odalan di Pura Khayangan Tiga yang awalnya dalam APBD Induk 2024 sebesar Rp1,885 miliar, ditambah di APBD Perubahan Rp1,3 miliar, sehingga menjadi Rp3 miliar lebih. Untuk punia pura dadia di APBD Induk dipasang Rp1,9 miliar, tambah di APBD Perubahan lagi Rp2 miliar, totalnya Rp3,9 miliar.
Punia odalan di Pura Subak yang awalnya dipasang Rp500 juta dalam APBD Induk, digeser saat Perubahan APBD 2023 ke bantuan upasaksi ngaben. Pergeseran dilakukan karena subak sudah mendapat bantuan dari Pemprov Bali. gia