DENPASAR – Pandemi Covid-19 di Bali dengan episentrum di Denpasar membuat KPU Bali memberi perhatian ekstra di wilayah ini. Menggandeng Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Provinsi Bali, dalam waktu dekat diagendakan simulasi pemungutan suara dengan menerapkan protokol kesehatan di Denpasar. “Tujuannya untuk mendapat gambaran nyata berapa waktu yang dibutuhkan untuk tahapan di TPS dari awal sampai selesai dengan menerapkan protokol kesehatan,” kata Ketua KPU Bali, I Dewa Agung Lidartawan, usai rapid test (tes cepat), Jumat (12/6/2020).
Lebih lanjut disampaikan, simulasi rencananya dijalankan di satu wilayah di Denpasar yang masih terbilang “hijau” dari penetrasi Corona. Simulasi juga akan dilakukan di Kabupaten Badung untuk perbandingan keadaan, karena kondisi dua daerah ini tidak terlalu jauh berbeda. Selain itu secara anggaran dua daerah ini masih memungkinkan melakukan simulasi. Untuk lokasi, Lidartawan berkata bergantung dari arahan Gugus Tugas yang memiliki data persebaran virus Corona.
“Kami juga akan mengajak Dinas Kesehatan Provinsi untuk memeriksa protokol kesehatan yang benar di TPS itu. Dengan simulasi kan mereka bisa melihat apakah yang dijalankan KPPS itu sudah benar atau belum. Catatan-catatan itu jadi rekomendasi kami ke jajaran penyelenggara,” sebutnya.
Lidartawan tak menepis akan dibuat bilik khusus bagi pemilih yang suhu badannya tinggi, sebagai bagian dari protokol kesehatan. Namun, bagaimana teknis penyelenggara menangani pemilih dengan suhu badan tinggi, hal itu akan dilihat ketika simulasi dilakukan. Yang pasti, simulasi dilakukan dengan pemilih maksimal 500 orang.
Jika harus melayani pemilih yang diduga terpapar Corona, apakah KPPS sebaiknya berpakaian APD lengkap? Lidartawan mendaku tidak sependapat. Secara praktik, tegasnya, KPPS hanya menyerahkan surat suara kepada para pemilih. Ini berarti kontak langsung sangat minim, dan potensi transmisi virus sangat kecil. Dia yakin dengan masker, pelindung wajah, dan sarung tangan sudah cukup melindungi KPPS dari potensi tertular jika ada pemilih yang positif.
“Nggak perlu sampai seseram itu, kita jangan bangun pesimisme dengan APD begitu di TPS. Makanya kami ajak juga Dinas Kesehatan agar bisa memberi pemahaman kepada rekan-rekan KPPS nanti saat simulasi. Ayo kita bangun optimisme,” ajaknya.
Disinggung mengenai kesiapan PPK dan PPS untuk melanjutkan, Lidartawan menegaskan mereka semua sangat siap. Dia juga mengklaim ada sejumlah PPS yang bertanya kapan bisa bekerja, agar tugas mereka bisa segera selesai. Hanya, dia tak merinci PPS mana yang dimaksud. “Sudah, sudah semangat mereka. Itu juga menambah keyakinan kami di KPU bahwa rekan-rekan siap tempur di pilkada,” tandasnya. hen