POSMERDEKA.COM, GIANYAR – Ribuan krama memadati sepanjang jalan wewidangan Desa Adat Keramas, Kecamatan Blahbatuh, Gianyar pada Minggu (24/3/2024), guna mengikuti prosesi nyenukin serangkaian karya Mamungkah, Padudusan Agung, Nubung Pedagingan, Tawur Agung, Menawa Ratna, Ngusaba Desa dan Ngusaba Nini di Pura Puseh Desa, Desa Adat Keramas.
Upakara ini digelar setelah lima hari berlangsung upacara puncak karya di pura tersebut. Upacara nyenukin merupakan upakara sakral yang dimaknai sebagai sebuah simbol kedatangan para dewa-dewi yang turun dari kahyangan, untuk memberi berkah berlimpah kepada umat agar upacara berjalan lancar dan sukses.
Prosesi upakara nyenuk dilakukan dengan mepeed, diawali dari Pura Puseh Desa menuju Pura Dalem Sakti. Prosesi ini diikuti ribuan krama dari enam banjar yang ada di Desa Adat Keramas.
Terdepan tetamburan, banten, senjata Nawa Sanga, Panca Dewata, rejang, baris, ardenareswari, bebanten, baleganjur. Dewata Nawa Sanga ditemani beberapa pengiring yang diperankan laki-perempuan muda berwujud Panca Dewata.
Sebanyak 33 orang simbol Dewata Nawa Sanga berbusana warna-warna sesuai warna penjuru mata angin. Masing-masing memikul pale bungkah, pala gantung (hasil bumi) sebagai simbol para dewata membawa hasil bumi untuk sarana upacara.
Manggala Prawartaka Karya sekaligus Bendesa Adat Keramas, I Nyoman Puja Waisnawa, mengatakan, upacara Nyenukin ini merupakan simbol ungkapan rasa syukur atas berkah berupa segala hasil bumi yang diberikan Ida Hyang Widhi kepada semua umat, khususnya yang ada di Desa Adat Keramas.
“Upacara ini menggambarkan perjamuan sakral dengan menghadirkan tamu-tamu suci pada upacara ngenteg linggih, seperti halnya perjamuan dalam kehidupan duniawi,” jelasnya didampingi Penyarikan Desa Adat Keramas, I Gusti Agung Gde Dharmada.
Upacara Nyenukin di-puput tiga sulinggih. Upakara di Pura Dalem di-puput Ida Pedanda Putu Gunung dari Griya Purnawati Blahbatuh, sedangkan di Pura Puseh Desa di-puput Ida Pedanda Gede Putra Kekeran dan Ida Pedanda Budha Istri Tebesaya. adi