POSMERDEKA.COM, JEMBRANA – Dokar sebagai salah satu moda transportasi keberadaannya kini kian terpinggirkan karena kalah bersaing dengan sarana transportasi lainnya. Termasuk di Jembrana, kini dokar hanya tersisa enam buah. Jumlah itu merosot dibandingkan sebelumnya. Banyak dari kusir dokar beralih profesi sehingga menjual alat-alat dokarnya.
Pada tahun 2015 tercatat keberadaan dokar di Jembrana sebanyak 15 buah, jauh menurun jika dibandingkan dengan masa kejayaan dokar pada tahun 80-an yang mencapai ratusan unit. Karena itu, guna menjaga eksistensi dokar, agar jumlahnya tidak terus tergerus Bupati Jembrana, I Nengah Tamba, siap memberikan bantuan sehingga dokar Jembrana tetap eksis.
Tahun ini, Bupati Jembrana telah menganggarkan bantuan senilai Rp7 juta perdokar guna mendandani dokar yang telah usang sehinga lebih cantik, bersih, dan siap melayani penumpang. Termasuk seragam untuk para kusir dokar.
Selain bantuan, Bupati Tamba mengaku tengah merancang titik titik wisata bagi keberadaan kusir dokar, sehingga keberadaan dokar nanti tidak hanya sebagai moda transportasi, tapi bagian ekosistem pariwisata.
Peran dokar yang disebutnya tidak hanya sebagai sarana transportas, tapi juga kaya akan nilai budaya dan sarat sejarah di Jembrana. Dengan jumlahnya yang kini makin minim, pihaknya khawatir kalau tidak diperhatikan, dokar-dokar ini akan makin tergerus bahkan punah.
“Kami sudah menyiapkan anggaran khusus untuk melestarikan dokar sebesar 7 juta per dokar,” kata Bupati Tamba saat berbagi kasih berupa bantuan sembako bersama Tim Penggerak PKK Jembrana kepada kusir dokar di depan Gapura Pura Jagatnatha, Sabtu (23/3/2024).
Berkurangnya jumlah dokar di Jembrana disebabkan oleh beberapa faktor. Salah satunya, kata Bupati adalah kemunculan moda transportasi modern, dan generasi penerus kusir dokar juga yang sangat minim.
“Dengan adanya dana apresiasi ini, saya berharap para pemilik dokar bisa memperbaiki alat transportasinya agar lebih indah, dipercantik. Sehingga dokar Jembrana juga siap dan representatif untuk menarik minat wisatawan nanti,” jelasnya.
Selain itu, Bupati Tamba juga berencana untuk mengembangkan dokar sebagai salah satu moda transportasi pariwisata. Keberadaan dokar nanti diharapkannya mampu mengembalikan kenangan masa dulu dimana Jembrana terkenal akan kendaraan dokarnya.
“Kami akan mengintegrasikan dokar dengan berbagai destinasi wisata di Jembrana, nantinya dokar akan parkirkan khusus agar memiliki ciri khasnya. Misalnya di depan Kebun Raya Jagatnata serta di depan Puri Negara,” tegasnya.
Ngurah Putu Arnyana, salah satu kusir dokar yang masih aktif mengatakan, merosotnya jumlah dokar karena berbagai faktor, dan kini hanya tersisa 6 dokar. “Karena pendapatan dan biaya pemeliharaan yang kadang tidak seimbang, kebanyakan dokar dijual ke Jawa. Kadang dapat 200 ribu dan kadang bisa tidak dapat, tetapi biaya pemeliharaan bisa sampai 50 ribu per hari,” ungkapnya.
Dia pun mengucapkan terimakasih kepada Bupati Jembrana atas perhatiannya kepada para kusir dokar sebagai salah satu bentuk wujud menjaga keberadaan dokar di Kabupaten Jembrana. “Mudah-mudahan dengan dorongan dan bantuan dari Bapak Bupati, apa tujuan kami untuk bertahan di dokar bisa lebih lanjut, dan bisa memperbaiki alat transportasi kami menjadi lebih baik,” pungkasnya. man