oleh Doktor Ketut Suardana
BALI adalah pulau para Dewa. Bagaimana orang Bali mampu menjaga hubungan yang suci, seimbang dan harmonis dengan Alam dan Para Dewa?. Veda mengajarkan dan Veda juga sudah mengatur dalam Catur Veda, Panca Veda dan Kitab Suci lainnya, sebagaimana umumnya ajaran Veda telah dipraktikkan secara turun temurun oleh masyarakat Bali (Krama Bali) di dalam lingkungan Desa Pakraman masing-masing.
Ajaran Veda sebagai Roh keberadaan Desa Pakraman, dengan sifat ke Universalannya mampu membangun sebuah sistem kemasyarakatan, yaitu; Desa Pakraman. Krama dari setiap Desa Pakraman memiliki keyakinan dan menjadikan kekuatan untuk bisa menjawab segala tantangan yang dihadapi umat manusia secara sekala maupun niskala.
Bali khususnya dan Indonesia pada umumnya, saat ini sedang menghadapi wabah Covid19 yang sangat mematikan. Masyarakat Bali yang berhadapan langsung dengan para wisatawan, terutama wisatawan asal China, negara yang paling awal terpapar Covid-19.
Astungkara Bali tak terpapar separah seperti bayangan banyak orang, bahkan orang Bali dianggap memiliki kekebalan tubuh (berita media asing Asian Times), semoga kita selalu eling. Veda mengandung nilai abadi (anadi ananta) dan Veda akan selalu relevan pada kondisi dunia sampai kapanpun.
Hindu pernah berjaya di Bumi Nusantara ini, dari sistem sosial kemasyarakatan mampu membangun sebuah sistem Gotong Royong. Pancasila, sebagai pedoman hidup bangsa Indonesia, sistem gotong royong sebuah modal kuat dan luhur tertanam dalam-dalam pada diri setiap jiwa manusia Indonesia.
Adakalanya sistem gotong royong sampai saat ini tidak pernah pudar, sangat inspiriratif mampu mengilhami prilaku setiap insan untuk berbuat Mulia, saling membantu dalam setiap ada permasalahan. Bahkan Dunia saat ini pun harus bekerja sama (bergotong-royong) untuk memerangi Wabah Covid 19 yang sudah menjadi Pandemi.
Apakah karena ketulusan dan keiklasan serta kesucian masyarakat Bali yang selalu melaksanakan Panca Jadnya, sehingga masyarakat Bali mampu meminimalisir penyebaran Covid-19 ini. Mari kita simak dari mana sistem Gotong Royong itu Muncul?
Menurut Teori Penciptaan dari Theologi Hindu (Brahma Widya), bahwa semesta dan segala isinya tercipta dari unsur-unsur yang sama terjalin menjadi satu kesatuan keluarga Dunia (Vasudaiva Kutumbakham). Tat Tvam Asi yang mengandung arti; secara metafisika dan Etika.
Secara metafisika/Spiritual bahwa Jati Diri atau esensi manusia hakekatnya sama dengan Tuhan (Aham Brahma Asmi). Secara Etika, semua manusia memiliki esensi yang sama yang berasal dari unsur yang sama, akhirnya semua manusia menjadi satu keluarga, yaitu keluarga suci. Keluarga Sukhina, keluarga yang dilandasi sifat Menyama Braya yang tulus, hiklas melayani Keluarga, masyarakat sebagai hamba Tuhan.
Untuk mencapai Loka Samasta Sukhina Bhavantu, keluarga bahagia, diharapkan setiap manusia (mahluk) harus bisa saling menghormati, tolong menolong, bekerja-sama dan bentuk lainnya, mungkin inilah inti dari sistem gotong-royong itu, sehingga melalui kegiatan gotong-royong tujuan hidup Mokshatam Jagadhita tercapai. (Selain penekun spiritual, penulis juga merupakan Ketua Umum Asprov PSSI Bali).