POSMERDEKA.COM, MATARAM – Lembaga Kajian Sosial dan Politik M-16 memberi apresiasi tinggi terhadap figur perempuan yang bertarung dalam Pilkada Serentak 2024. Selain memperkaya demokrasi, hadirnya kandidat perempuan adalah cermin kemajuan dan komitmen masyarakat NTB terhadap kesetaraan.
“Bukan hanya memecah stereotip gender, tapi juga membuktikan kepemimpinan efektif itu tidak mengenal jenis kelamin,” ujar Direktur M-16, Bambang Mei Finarwanto, Kamis (13/6/2024).
Kandidat kepala daerah perempuan muncul di Pilgub dengan Sitti Rohmi Djalilah sebagai calon Gubernur. Rohmi sebelumnya Wakil Gubernur NTB. Di Lombok Barat ada empat politisi perempuan yang bakal bertarung, yakni Bupati petahana Sumiatun; dan Ketua DPRD Lombok Barat, Nurhidayah, yang sama berebut sebagai calon Bupati. Ada juga Khaeratun Fauzan Khalid dan Nurul Ahda sebagai calon Wakil Bupati.
Di Sumbawa ada Wakil Bupati petahana Dewi Noviani yang akan maju sebagai calon Bupati. Di Kota Mataram ada nama Putu Selly Andayani yang kabarnya sedang ditimang kandidat petahana untuk mengisi calon Wakil Wali Kota.
Menurut Bambang, sosok perempuan tidak hanya membawa variasi perspektif dan pendekatan dalam kepemimpinan. Pula berpotensi memengaruhi secara positif pembangunan sosial dan ekonomi daerah. Apalagi kandidat perempuan yang akan bertarung bukan figur “kaleng-kaleng”. Representasi gender yang seimbang sangat penting menciptakan kebijakan yang inklusif dan adil.
”Mereka bukan hanya simbol kemajuan, tetapi juga aktor kunci dalam mendorong inovasi dan transformasi sosial. Itu mengapa, mengapresiasi kandidat perempuan adalah langkah penting menuju pemerintahan lebih adil dan efektif,” ungkapnya.
Lebih jauh disampaikan, kehadiran perempuan cenderung membawa perhatian lebih besar kepada isu-isu sosial seperti kesehatan, pendidikan, dan kesejahteraan anak serta keluarga. Karena perempuan sering menghadapi hambatan lebih besar dalam mencapai posisi kepemimpinan dibandingkan laki-laki, kondisi itu menjadikan mereka harus menunjukkan kemampuan luar biasa untuk berhasil. Banyak studi menunjukkan perempuan yang dalam posisi manajerial atau kepemimpinan, sering memiliki gaya kepemimpinan lebih kolaboratif dan transformasional.
Dalam kancah politik nasional, dia menyebut Tri Rismaharini yang kini Menteri Sosial dan sebelumnya menjabat Wali Kota Surabaya. Wali Kota Risma meraih banyak penghargaan internasional untuk tata kelola kota, lingkungan hidup, dan inovasi pelayanan publik. Dia melahirkan kebijakan inovatif seperti implementasi program e-Government dan sistem kesehatan terintegrasi.
Ada pula nama Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, yang berfokus pada pemberdayaan perempuan dan ekonomi inklusif. Kebijakan inovatifnya antara lain program “Jatim Berdaya” yang mendukung UMKM dan program pengentasan kemiskinan berbasis pemberdayaan ekonomi.
Di NTB, sambungnya, Rohmi layak dikedepankan. Selama memimpin NTB bersama Gubernur Zulkieflimansyah, kepuasan masyarakat NTB atas kinerja kepemimpinan Rohmi di atas 85 persen. Ada Bupati Bima, Indah Damayanti Putri, perempuan pertama di NTB yang terpilih dalam Pilkada langsung dan menjabat dua periode. rul