POSMERDEKA.COM, GIANYAR – “Saya akan mengunjungi semua TPS3R termasuk Puspa Amannya untuk menyerap apa kendala dan apa kunci sukses masing-masing TPS3R. Jadi, nanti bisa dirumuskan dalam sebuah kebijakan percepatan pelaksanaan, sehingga keberhasilan ini bisa segera dinikmati,” ucap Penjabat (Pj.) Bupati Gianyar, I Dewa Tagel Wirasa, saat mengunjungi Tempat Pengolahan Sampah berbasis Reduce, Reuse, dan Recycle (TPS3R) Desa Keliki, Tegallalang, Jumat (5/1/2024).
Dia menjelaskan, masalah sampah merupakan masalah bersama yang sulit untuk diselesaikan. Namun, Pemprov Bali memiliki kebijakan pengelolaan sampah berbasis sumber dengan TPS3R. Bahkan Kabupaten Gianyar memiliki 44 TPS3R yang tersebar di masing-masing desa. Selain TPS3R Desa Keliki, Wirasa juga mengunjungi TPS3R di Desa Taro, Sebatu, Pupuan, dan Kedisan.
“Kita sudah punya 44 TPS3R atau hampir 80 persen dari desa kita di Gianyar. Kita harapkan, yang pertama, adalah kesadaran masyarakat untuk memilah sampah, karena sebenarnya tanggung jawab sampah itu adalah si penghasil sampah di rumah tangga,” lanjutnya.
Wirasa menguraikan, masalah sampah akan jadi bom waktu jika tidak ditangani dengan baik. Beberapa kejadian sudah kita lihat bersama, antara lain di TPA Suwung, Denpasar hampir sebulan lebih ada kebakaran dan tidak bisa ditanggulangi. Terlebih arah kebijakan mendatang adalah seluruh TPA akan disetop, sehingga tidak ada lagi TPA.
Senyampang masih ada waktu, Wirasa berharap semua masyarakat menyadari bagaimana mengelola sampah untuk memelihara lingkungan. “Kesuksesan itu baru bisa akan terjadi ketika masyarakat memiliki kesadaran memilah sampah dari rumah,” tegasnya.
Birokrat asal Tampaksiring tersebut juga menekankan program TPS3R di Gianyar sudah bagus, dikolaborasikan dengan Puspa Aman dan Aku Hatinya PKK. Puspa Aman ini untuk memberi edukasi kepada masyarakat bagaimana melakukan ketahanan pangan dari rumah tangga.
Dengan Puspa Aman, masyarakat diedukasi untuk melaksanakan ketahanan pangan dan keberagaman pangan dari tingkat rumah tangga. Ini juga menghindari dampak inflasi, karena harga cabai misalnya bisa naik berkali-kali lipat. Dengan sudah memiliki tanaman di pekarangan, kenaikan harga tidak akan terlalu berdampak.
“Kita juga mendorong adanya pertanian organik yang akan didukung pupuk kompos dari TPS3R, sehingga bisa mengembalikan kesuburan tanah dengan cepat. Dan, dari hasil kajian, jika pertanian organik dilakukan dengan cara yang benar, hasilnya tidak akan jauh berkurang,” pungkasnya. adi