MATARAM – Aparat penegak hukum diminta mengusut tuntas adanya temuan Polres Loteng terkait dugaan penjualan Keramba Jaring Apung (KJA) Bantuan Nelayan di Kabupaten Lombok Timur (Lotim), beberapa minggu lalu.
“Kami minta agar temuan ini diusut tuntas. Ini agar ketahuan siapa yang menjual, ke mana dijual, siapa pembelinya,” seru Ketua DPD KNPI NTB, Taupik Hidayat, Rabu (20/4/2022).
Menurut Taupik, pemilik truk yang digunakan untuk mengangkut KJA itu juga harus dimintai keterangan. Terlebih beredar rumor bahwa kendaraan truk itu sudah dilepaskan.
Dia mendesak hal tersebut harus diusut tuntas. Sebab, niat baik Pemkab Lotim membangun dan memperbaiki ekonomi masyarakat pesisir melalui program ini, dikhawatirkan disalahgunakan kepentingan tertentu untuk meraup keuntungan pribadi.
“Jangan sampai ada agenda ingin menghancurkan program hebat dari Pemda Lotim, sehingga nama baik Lombok Timur tercemar di masyarakat dan di pusat,” tudingnya.
Taupik menyarankan perlu dikaji ulang terkait berapa besar anggaran yang dikeluarkan pusat untuk bantuan KJA bagi masyarakat nelayan. Dia ingin ada transparansi, jangan begitu saja mendatangkan barang dengan berbentuk KJA.
Dalam pantauannya, lanjut Taupik, program bantuan bibit pada tahun 2020 itu terlihat data penerimanya sangat tidak relevan. Akibatnya, banyak pihak yang tidak layak menerima bantuan seperti mendapat durian runtuh.
Padahal, kata dia, program ini diharap dapat memberikan kesejahteraan bagi masyarakat nelayan. Di sisi lain, masih ada oknum yang mengambil keuntungan dari program ini.
Dengan aparat penegak hukum turun ke lapangan, dia menyebut akan diketahui apakah KJA itu masih dipegang masing-masing kelompok atau sudah ada yang berpindah tangan.
“Seperti contoh yang baru-baru ini ditemukan, KJA mau diperjualbelikan ke Surabaya. Untuk itu kami dukung langkah konkret Polres Loteng untuk membongkar kasus ini agar semuanya terang benderang,” lugas Taupik.
Berdasarkan informasi yang dihimpun, Kabupaten Lotim ditetapkan menjadi wilayah zona budidaya, dengan sebarannya dimulai dari Teluk Jukung hingga Teluk Ekas. Karenanya, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) pada tahun anggaran 2020 memberi bantuan kepada Kabupaten Lotim KJA terbanyak se-Indonesia.
Jumlah penerima manfaat Keramba Jaring Apung sebanyak 983 orang, yang dibagi menjadi 73 kelompok pada tahun anggaran 2020. Hal itu diungkapkan Direktur Jenderal Perikanan Budidaya KKP, Slamet Soebjakto, saat menyerahkan bantuan untuk 73 kelompok nelayan budidaya. rul