POSMERDEKA.COM, BANGLI – Bagi umat Hindu di Bali, membuat sanggah atau merajan merupakan kewajiban. Jika belum mampu, ada alternatif kerajinan miniatur sanggah yang belakangan cukup diminati masyarakat. Untuk di Kabupaten Bangli, miniatur sanggah dilirik masyarakat di wilayah Kecamatan Kintamani.
Wayan Sedana, perajin miniatur sanggah asal Desa Langgahan, Kecamatan Kintamani, Selasa (25/4/2023) menuturkan, kerajinan miniatur sanggah cukup disukai masyarakat, khususnya yang membuat pekarangan baru.
Jika belum mampu membuat sanggah besar, mereka memilih palinggih mini dulu. “Kerajinan ini banyak dipesan warga di bilangan Kintamani. Wilayah ke selatan seperti Gianyar jarang ada yang beli,” ujarnya.
Perajin akrab dipanggil Pak Ayu ini mengisahkan, awalnya dia hanya coba-coba membuat kerajinan miniatur sanggah. Setelah dipajang, ternyata banyak yang meminati. Dia menggarap pembuatan dengan sistem pesanan; begitu ada yang pesan baru dibuat.
Dia mengaku pembuatan kerajinan miniatur sanggah tidak begitu ribet. “Dalam tiga hari saja bisa selesai,” katanya saat ditemui di bengkel kerjanya di bilangan Desa Langgahan.
Untuk tiang penyangga, dia berujar biasanya warga menggunakan pohon dadap yang dirakit. Namun, biar tidak repot, belakangan ada juga pembeli yang menggunakan tiang dengan pipa yang didalamnya diisi beton cor. “Semuanya bergantung selera masing-masing. Yang kepingin klasik biasanya menggunakan turus (batang kayu) dadap,” ungkapnya.
Soal harga, untuk jenis sanggah rong telu (kemulan) harganya mencapai Rp900 ribu, sedangkan untuk palinggih kamulan taksu, sedan penglurah serta palinggih sedan karang harganya Rp600 ribu. Bila ingin semua maka sediakan Rp1,5 juta.
“Sanggahnya cukup antik, dan harga terjangkau. Makanya kerajinan cukup diminati warga, terutama bagi warga yang hidupnya pas-pasan,” ucapnya menandaskan. gia