POSMERDEKA.COM, BANGLI – Tak lama para peternak babi menikmati gurihnya laba penjualan, kini badai kembali menghantam. Belum reda kasus penyakit ASF, peternak babi hanya pasrah dikepung kasus penyakit meningitis yang terjadi di Gianyar. Begitu kasus ini mencuat, harga babi terus anjlok dari Rp38 ribu turun ke Rp36 ribu per kilo untuk pasaran lokal.
Ketua Gabungan Usaha Peternak Babi Indonesia (GUPBI) Bangli, Sang Putu Adil, Selasa (25/4/2023) membenarkan bahwa harga babi turun Rp2.000 per kilo. Sebelumnya harga babi Rp37 ribu sampai Rp38 ribu untuk pasaran lokal, dan untuk pasar ke luar daerah mencapai Rp40 ribu. “Adanya kasus meningitis adalah salah satu penyebab turunnya harga babi di pasaran,” jelasnya.
Demi amannya mengkonsumsi daging babi, dia mengimbau masyarakat selektif membeli daging babi di pasaran. Selain itu, cara memasak daging babi juga harus diperhatikan. Jika daging babi dimasak dengan kematangan 100 derajat, maka bakteri yang ada akan mati. “Daging babi aman dikonsumsi asalkan dimasak secara matang. Hindari makan daging babi yang masih mentah,” sarannya.
Dengan turunnya harga babi di pasaran, dia mengakui membuat peternak makin waswas. Apalagi harga pakan belakangan juga mengalami kenaikan. Ketika harga Rp35 ribu sampai Rp36 ribu per kilo, peternak hanya bisa balik modal saja. Peternak akan bisa mendapat keuntungan bila harga babi bisa menembus Rp37 ribu hingga Rp38 ribu per kilo.
“Kami harap badai ini segera berlalu, sehingga harga babi bisa kembali pulih. Hanya ini usaha peternakan yang kami miliki, apalagi belakangan ini kebutuhan akan daging meningkat,” pungkasnya bernada harap. gia