POSMERDEKA.COM, KARANGASEM – Sempat ditertibkan pada masa pemerintahan Gubernur Wayan Koster periode pertama, pedagang kini kembali berjualan bebas di sepanjang jalur bencingah atau jalan utama menuju Pura Penataran Agung Besakih, Karangasem. Rabu (12/2/2025) terlihat di sisi kanan dan kiri jalur utama bencingah dipenuhi pedagang beratapkan payung warna-warni. Pemandangan ini berbanding terbalik dengan penataan kawasan Pura Besakih yang dilakukan sebelumnya.
Kondisi ini disayangkan Wakil Ketua DPRD Karangasem, I Gusti Agung Dwi Putra. Menurutnya, di balik megahnya penataan yang dilakukan, justru kondisinya seperti kembali ke masa belum ada penataan, yakni pedagang bebas berjualan sampai di kawasan tersebut. Menurutnya, bagi pamedek maupun wisatawan, pemandangan terkesan kumuh tersebut kurang enak dilihat. Terkait keadaan ini, dia berpendapat Badan Pengelola seyogianya bisa menegakkan aturan agar fasilitas yang ada benar-benar bisa difungsikan, dan Pura Besakih nyaman bagi pamedek.
“Ini harus dicarikan solusi, mestinya Badan Pengelola dengan pihak desa adat duduk bersama cari solusi agar tidak sampai seperti itu. Kasihan penataan dengan fasilitas yang bagus tapi tetap seperti dulu, pedagang bebas berjualan di jalur yang harusnya steril,” sesalnya.
Dia berharap para pedagang ini bisa dicarikan tempat strategis, agar tidak berjualan di areal Pura. Atau agar bisa meniru contoh di Candi Borobudur, Yogyakarta yang jalur pulang pengunjung dibuat melalui atau memasuki areal tempat belanja.
Selain di areal bencingah, pedagang canang juga berkeliaran di sekitar Pura Penataran Agung menjajakan dagangan. Di jalan gang sebelah barat Pura Penataran Agung Besakih, juga terlihat ada pedagang yang menggelar barang jualan di pinggir gang tersebut.
Menurut salah seorang pedagang yang berjualan di jalur bencingah, mereka mulai berjualan di kawasan tersebut sejak enam bulan terakhir. Dia mengaku mendapat bagian kios di proyek penataan sebelumnya, tapi karena posisinya kurang strategis, tidak ada yang datang berbelanja ke tempatnya.
“Saya dapat kios tapi posisinya di dalam, jadi tidak ada yang datang belanja ke sana. Makanya saya jualan di sini,” kisahnya tanpa menyebut identitas. nad