Kawal Pengolahan-Kelayakan Makanan, Muazzim Minta BPPOM Ikut Awasi Program MBG Prabowo

ANGGOTA Komisi IX DPR RI, Muazzim Akbar (tengah), saat berdialog dengan jajaran BBPOM di Mataram, Senin (30/12/2024). Foto: ist

POSMERDEKA.COM, MATARAM – Anggota Komisi IX DPR RI, Muazzim Akbar, melaksanakan kunjungan kerja spesifik ke Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM) di Mataram, Senin (30/12/2024). Dia diterima Kepala BBPOM di Mataram, Yosef Dwi Irwan, bersama jajaran.

Salah satu poin penting yang dibahas dalam pertemuan itu adalah kesiapan BBPOM untuk melaksanakan program makan bergizi gratis (MGB) yang akan dilaksanakan pemerintah mulai tahun 2025.

Bacaan Lainnya

Muazzim minta BBPOM harus ikut menjamin keamanan pangan, dan mencegah cemaran kimia yang berbahaya bagi masyarakat dalam MBG. Sebab, bahan pangan yang digunakan untuk mendukung program unggulan Prabowo-Gibran ini, berasal dari masyarakat atau penyedia.

Ini tentu butuh pengawasan BBPOM di Mataram. “BBPOM, harus melakukan pengawasan dengan optimal untuk menjaga kualitas dan keamanan pangan,” serunya.

Lebih jauh disampaikan, dia sering mendengar anak-anak keracunan makanan di sekolah. Karena itu, dia tidak menghendaki hal buruk terjadi saat program MBG mulai dijalankan.

Badan Gizi Nasional disebut dibekali anggaran untuk membangun outlet dapur makanan sebanyak 35 ribu titik seluruh Indonesia. Outlet ini jadi tempat memasak sebelum disajikan kepada anak-anak sekolah. BBPOM atau pihak yang dilatih BBPOM agar selalu memantau keamanan pangan.

Baca juga :  Kesiapsiagaan Warga Modal Penting Hadapi Erupsi Gunung Agung

Untuk anggaran MBG, dia berkata baru dianggarkan Rp173 triliun. Jumlah itu dinilai masih kurang jika melihat kebutuhan total penyajian makanan dalam setahun untuk seluruh anak sekolah se-Indonesia.

Merespons arahan itu, Yosef Dwi Irwan menyatakan akan mendukung program MBG dalam memastikan keamanan pangannya. Jangan sampai ada satu tindakan yang tak sesuai dengan ketentuan, sehingga makanan menjadi terkontaminasi. Baik kontaminasi fisik, kimia atau mikrobiologi yang berisiko terhadap keracunan pangan.

“Tentu kami akan mengawal mulai dari standardisasi dapur seperti apa untuk mencegah kontaminasi. Kemudian melakukan bimtek pelatihan pada penjamah pangannya, penanggung jawab dapur produksinya, agar mereka paham bagaimana mengurus pangan dari hulu ke hilir,” jaminnya.

Yosef sepakat keamanan pangan harus betul-betul dilakukan dengan baik. Misalnya pangan yang mengandung daging, susu, dan telur harus dilakukan sesuai dengan standar yang ada. Sebab, jika tak pas dalam penyiapan, penyimpanan dan tata kelolanya, bisa tumbuh mikroba dan berdampak pada keracunan.

Karena SDM yang dimiliki BBPOM di Mataram masih terbatas, maka kolaborasi sangat penting dilakukan untuk menjamin keamanan pangan. “Tim Dinas Kesehatan Provinsi dan kabupaten/kota misalnya ikut melakukan sampling makanan di setiap dapur yang mendukung program ini, agar makanan yang disajikan sesuai dengan standar yang ada,” pesannya. rul

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.