Kali Pertama, RSJP Peringati HUT Ke-94, Kepastian Waktu Pembangunan Terlacak dari Pohon Leci Tua

Plt. Direktur RSJP Bali, dr. Dewa Gede Basudewa Sp.KJ., memberikan sambutan saat peringatan perdana HUT ke-94 RSJP Bali. Foto: ist
Plt. Direktur RSJP Bali, dr. Dewa Gede Basudewa Sp.KJ., memberikan sambutan saat peringatan perdana HUT ke-94 RSJP Bali. Foto: ist

POSMERDEKA.COM, BANGLI – Dari tiga rumah sakit milik Pemprov Bali, hanya Rumah Sakit Jiwa Provinsi (RSJP) Bali yang selama ini tidak pernah memperingati hari ulang tahun. Sebab, tidak ada yang tahu pasti kapan hari lahirnya. Setelah hampir seabad berdiri, RSJP Bali di Bangli baru bisa memperingati hari kelahirannya untuk kali pertama tahun 2023 ini.

Awalnya memang sempat lama tidak ditemukan data pasti kapan RSJP Bali itu dibangun. Berkat penelusuran tidak pernah menyerah oleh dr. Dewa Gede Basudewa Sp.KJ, tanggal dibangunnya RSJP Bali akhirnya ditemukan dalam bahasa Belanda. Data tersebut disampaikan di sela-sela peringatan perdana HUT ke-94 RSJP Bali, Selasa (19/12/2023).

Bacaan Lainnya

Plt. Direktur RSJP Bali, dr. Dewa Gede Basudewa Sp.KJ., menuturkan, tanda-tanda tabir yang tertutup bisa terkuak setelah dia menanyakan banyaknya pohon Leci yang tumbuh di sekitar Kelurahan Kubu, Bangli. Penasaran dengan ada kemiripan pohon leci tersebut dengan pohon leci yang ada di RSJ, dia mencoba menelusuri sejarah berdirinya RSJP Bali di Kelurahan Kawan itu. Berdasarkan data yang ada di RSJ di Bali, dalam bahasa Belanda, diketahui tahun 1933 di Kabupaten Bangli terdapat pembangunan rumah perawatan jiwa. “Hanya saja tidak ada dokumen lengkap terkait hal tersebut, sehingga saat itu penelusuran saya berhenti di sana,“ jelasnya.

Baca juga :  Antari Jaya Negara Kukuhkan Bunda Paud Kecamatan dan Desa/Kelurahan se-Kota Denpasar

Tahun 2019, dia kembali ingin melanjutkan penelusuran sejarah berdirinya RSJP Bali. Saat berkunjung ke Sekolah Gurukula, dia mendapat informasi dari mantan Bupati Bangli, I Nengah Arnawa, bahwa dulu di Kelurahan Kubu, tepatnya SMPN 2 Bangli, masih tumbuh pohon leci berumur hampir sama dengan yang ada di RSJ hingga Kampus I Gusti Bagus Sugriwa. Luasnya puluhan hektar, dan dibuat untuk tempat perawatan pasien jiwa yang disebut koloni.

Arnawa mengisahkan, di lokasi itu ada koloni tempat perawatan pasien sakit jiwa yang kondisinya sudah lebih baik dan bisa bekerja. Ayahnya, Nyoman Sadia, menjabat sebagai Kepala Koloni.

Berbekal informasi itu, Basudewa kian tertantang menelusuri sejarahnya. Sempat terkendala pandemi Covid-19 tahun 2020, setelah itu Basudewa mendatangi Lembaga Arsip Nasional untuk mencari data sejarah. Dibantu pegawai Arsip Nasional, dia akhirnya berhasil menemukan bundelan arsip berdirinya RSJ di Bali.

“Karena berbahasa Belanda, saya minta bantuan dicarikan penerjemah,” kisahnya dengan nada bangga.

Berdasarkan arsip itu, diketahui RSJP Bali dibangun 19 Desember 1929 oleh Pemerintah Hindia Belanda dengan biaya 6.000 Gulden, menggunakan sisa dana pembangunan rumah sakit lepra di Denpasar. Dari situ Basudewa berpikir kenapa ada data pada tahun 1933 dibangun tempat perawatan jiwa di Bangli. Belakangan baru diketahui pada tahun itu adalah pembangunan koloni di Desa Kubu yang kini menjadi Kelurahan.

Baca juga :  Larangan Kampanye, Bawaslu Bali Pastikan Batasan Tempat Ibadah

Dibantu rekannya, hasil penelusuran disusun jadi naskah telaah dan disampaikan ke Gubernur Bali pada tahun 2023. Gubernur Bali mengeluarkan keputusan tentang Penetapan Hari Lahir RSJP Bali pada tanggal 19 Desember 1929. “Jadi, saat ini adalah peringatan hari lahir RSJP Bali yang pertama kali dengan tema ‘Bangkit Bersama Dalam Satu Jiwa’,” pungkasnya. gia

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.