POSMERDEKA.COM, BULELENG – Megaproyek Lintas Raya Terpadu atau Light Rail Transit (LRT) Bali Urban Subway resmi dimulai yang ditandai dengan upacara ngeruwakdan peletakan batu pertama di Sentral Parkir Kuta, Rabu (4/9/2024) lalu. Proyek ini rencananya akan dilakukan dalam beberapa fase dengan rute kawasan yang akan dilintasi sejumlah titik di Bali Selatan (Badung, Denpasar, Gianyar).
Momentum pembangunan LRT tepat menjelang pelaksanaan pilkada serentak tahun 2024. Hal ini pun menarik para bakal calon kepala daerah untuk memasukkan isu ini untuk merebut simpati masyarakat pemilih. Para kandidat pun mulai mengumbar janji untuk melanjutkan perencanaan pembangunan LRT ini hingga melintasi Bali utara, jadi tidak hanya terfokus di Bali selatan.
Calon Wakil Gubernur Bali dari PDI Perjuangan, Nyoman Giri Prasta, mengusulkan urban subway atau LRT Bali dibangun hingga ke Kabupaten Buleleng. Hal tersebut dia ungkapkan usai menghadiri upacara ngaben massal di Desa Tingga-Tingga, Kecamatan Gerokgak, Buleleng, Jumat (6/9/2024).
Kata Giri, pembangunan subway harus ada dari Bandara Ngurah Rai sampai ke Buleleng. Hal itu disebut untuk mengakomodasi transportasi publik yang menghubungkan Bali selatan terutama Bandara Ngurah Rai dengan Bali utara.
“Jadi, ini juga bisa dimanfaatkan untuk warga Buleleng yang banyak bekerja di Kota Denpasar atau Kabupaten Badung. Nanti masyarakat Buleleng kalau bisa sekalipun kerja di Badung memungkinkan untuk pulang pergi. Perjalanannya hanya sekitar 30 menit,” kata Giri.
Selain itu, pembangunan LRT tersebut diharapkan mempercepat perputaran roda ekonomi Bali. Dia menjelaskan, subway nantinya akan dibangun dalam empat fase. Fase pertama dari Bandara Ngurah Rai hingga Cemagi.
Lalu fase kedua Bandara Ngurah Rai hingga Jimbaran dan Universitas Udayana. Fase ketiga, dari Central Parkir Kuta hingga Sesetan, Renon, dan Sanur, di Kota Denpasar. Terakhir fase keempat Renon hingga Sukawati dan Ubud di Kabupaten Gianyar.
“Ini program yang kami usulkan untuk berlanjut ketika bicara masalah subway. Sehingga bukan Badung saja yang berdampak, melainkan seluruh Bali. Ini akan kita kawal jika nanti terpilih menjadi Wakil Gubernur,” imbuh pasangan Calon Gubernur Wayan Koster itu.
Pada kesempatan yang sama, Giri Prasta juga menjanjikan penguatan desa adat di Buleleng dengan cara mengucurkan hibah minimal Rp300 miliar per tahun. Kata dia, dengan dana itu untuk penguatan desa adat di Buleleng. “Karena kekuatan upacara dan upakara harus berdikari. Jangan sampai kebutuhan itu bergantung pada provinsi lain,” tegasnya.
Nantinya, hibah Rp300 miliar itu bisa melalui dana BKK maupun hibah. Kata Giri, dana tersebut juga bisa digunakan juga untuk pengembangan desa wisata. edy