Jangan Gengsi Jadi Petani

DEWA Gde Agung Pastika (kiri) menanam sayur-sayuran di lahan kosong. Foto: adi
DEWA Gde Agung Pastika (kiri) menanam sayur-sayuran di lahan kosong. Foto: adi

GIANYAR – Dalam situasi mewabahnya Covid-19 ini, berdampak pada perekonomian. Banyak yang di-PHK dan dirumahkan, sehingga mengalami kesulitan memenuhi kebutuhan hidupnya. Bertani seperti menanam sayur-sayuran, merupakan salah satu solusi untuk memenuhi kebutuhan sayuran untuk mencukupi kebutuhan keluarga. Hal itu diungkapkan, Anggota DPRD Gianyar, Dewa Gde Agung Pastika, Senin (27/4/2020).

Lebih lanjut dikatakanya, untuk mengatasi masalah ekonomi, jangan gengsi untuk bertani. Terlebih lagi saat ini banyak pekerja yang dirumahkan, selain membantu kebutuhan keluarga juga sebagai hiburan agar tidak stres tinggal di rumah saja. ‘’Jangan gengsi, malu, ataupun takut untuk bertani. Manfaatkan lahan yang ada untuk bertani, walaupun hanya untuk menanam sayur sayuran, apalagi kan saat ini banyak dirumahkan dari pekerjaannya akibat Covid-19,’’ ujar pria asal Melayang, Desa Pejeng Kaja, Tampaksiring ini.

Bacaan Lainnya

Lanjut anggota Fraksi PDIP ini, petani tidak harus di lahan yang luas. Jika tidak memiliki lahan pertanian seperti sawah, dapat memanfaatkan pekarangan rumah dengan menanam cabai atau yang lainnya. ‘’Contohnya bisa menanam cabai di pekarangan rumah. Bisa juga memanfaatkan botol bekas untuk tempat menanam. Banyak hal positif yang akan didapatkan,” jelasnya.

Baca juga :  Digencarkan, Sosialisasi Prokes Sasar Desa/Kelurahan dengan Kasus Tinggi

Sebagai anggota dewan, pria yang biasa disapa DKM ini mengaku tidak malu bertani. Disela-sela kesibukannya sebagai anggota dewan, ia selalu meluangkan waktunya untuk bertani. ‘’Memakan sayuran dari hasil panen sendiri, jauh akan terasa lebih nikmat. Ayo, mari kita bertani untuk memenuhi kebutuhan keluarga,’’ ajaknya.

Untuk mendukung agar masyarakat mau bertani, Ketua PAC PDIP Tampaksiring ini, menyumbangkan bibit cabai, sayur, tomat dan terong. Gerakan bertani yang dilakukannya, sudah diikuti beberapa masyarakat. ‘’Banyak masyarakat yang tidak sabar menunggu panen. Mereka ingin merasakan sayur dari hasil panen sayur yang ditanamanya sendiri,’’ pungkasnya. 011

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.