Gelar Workshop Review Kurikulum, SMK PGRI 3 Denpasar Deklarasikan Sekolah Anti Bullying

KADISDIKPORA Bali, KN Boy Jayawibawa; didampingi Nengah Madiadnyana, saat menandatangani deklarasi anti bullying usai membuka workshop review kurikulum di SMK PGRI 3 Denpasar, Selasa (2/7/2024). Foto: tra
KADISDIKPORA Bali, KN Boy Jayawibawa; didampingi Nengah Madiadnyana, saat menandatangani deklarasi anti bullying usai membuka workshop review kurikulum di SMK PGRI 3 Denpasar, Selasa (2/7/2024). Foto: tra

POSMERDEKA.COM, DENPASAR – Kepala SMK PGRI 3 Denpasar, Drs. I Nengah Madiadnyana, MM., selalu eling dengan peningkatan kualitas guru. Berkat guru yang berkualitas, sekolah ini menjadi incaran masyarakat dan calon siswa baru. Pada Selasa (2/7/2024), semua guru dikumpulkan untuk mengikuti workshop review Kurikulum Merdeka. Workshop dibuka Kepala Dinas Pendidikan Kepemudaan dan Olahraga (Disdikpora) Provinsi Bali, KN. Boy Jayawibawa.

Workshop selama tiga hari menghadirkan I Wayan Suwira membawakan materi Evaluasi Rapor Pendidikan; Sonya Atika Sudiana dari dudi, dan Ni Made Suciani membawakan materi Implementasi Kurikulum Mereka. Workshop mengambil tema “Baris” yaitu belajar berbagi dan bersinergi.

Bacaan Lainnya

Madiadnyana menegaskan, workshop ini penting artinya guna memutar kembali apa yang telah dilakukan guru di kelas selama setahun mengimplementasikan Kurikulum Merdeka. Kemudian dilakukan perbaikan jika ditemukan kesalahan, sehingga guru SMK PGRI 3 Denpasar tidak mengulangi kesalahan serupa.

Ia menekankan, SMK PGRI 3 Denpasar yang menjadi sekolah kebangaan masyarakat Bali, para guru terus meningkatkan kualitas diri dan pembelajaran. Guru tidak boleh datang dan mengajar sekadar rutinitas, melainkan memperkuat Kurikulum Merdeka dengan materi dan pelayanan terbaik.

Madiadnyana yang juga Ketua YPLP PGRI Kota Denpasar, menambahkan, sekolah berjalan karena ada siswa. Siswa ada karena masyarakat mempercayai sepenuhnya pendidikan anaknya kepada sekolah.  Untuk itu, civitas SMK PGRI 3 Denpasar mengemban amanah masyarakat melalui pelayanan Pendidikan berkualitas dan memberi jaminan masa depan. Apalagi untuk sekolah swasta, kualitas dan kuantitas berjalan bersamaan.

Baca juga :  Kolaborasi Penguatan FPK PSP untuk Tingkatkan Mutu Pendidikan

Pelaksanaan workshop juga diisi dengan deklarasi sekolah anti bullying. Dengan dideklarasikan sekolah anti bullying, maka siswa akan memahami apa itu bullying dan terciptanya sekolah ramah anak. Dijelaskannya, ada empat poin isi Deklarasi Anti Bullying tersebut yakni menolak segala bentuk kekerasan/bullying baik berupa fisik, verbal, sosial, maupun cyber bullying. Aktif untuk menjauhi dan mencegah perilaku bullying. Selalu peduli dan menghargai perbedaan. Siap mewujudkan sekolah ramah anak dan Profil Pelajar Pancasila.

Di sela-sela workshop, SMK PGRI 3 Denpasar diserbu oleh lulusan SMP di Bali. Mereka melakukan pendaftaran calon siswa baru. Mereka melihat langsung sarana dan prasarana sekolah yang lengkap yang berlokasi di Jalan Narakusuma dan Jalan Drupadi Denpasar. Sekolah ini membuka program keahlian Perhotelan dan Kuliner. Kedua program keahlian ini laris di pasar kerja.

Kepala Dinas Pendidikan Kepemudaan dan Olahraga (Disdikpora) Provinsi Bali, KN. Boy Jayawibawa, mengapresiasi pelaksanaan workshop review kurikulum yang dilaksanakan SMK PGRI 3 Denpasar. Ini merupakan langkah tepat meningkatkan mutu guru.

Makin banyak masyarakat memilih sekolah ini sebagai bukti mampu memberikan pelayanan berkualitas. Model PPDB sekolah ini lebih progresif alias tak menunggu kedatangan calon siswa baru. Ia juga mengingatkan, guru tak boleh sekadar mengajar hanya formalitas, tapi lebih banyak praktik dan memberi penajaman materi. Ini disebutnya guru siap kerja. tra

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.