Gas Melon Langka, Gung Adhi Desak Pertamina Sigap Antisipasi

KETUA Komisi 3 DPRD Bali, AA Ngurah Adhi Ardhana. Foto: ist
KETUA Komisi 3 DPRD Bali, AA Ngurah Adhi Ardhana. Foto: ist

POSMERDEKA.COM, DENPASAR – Gas isi 3 kilogram yang biasa disebut gas melon (karena warna tabungnya mirip melon) mendadak langka di sejumlah wilayah di Bali. Keluhan atas kelangkaan ini kencang menyeruak di media sosial, terutama dari kalangan ibu-ibu rumah tangga. Kondisi tersebut memantik kegusaran Ketua Komisi 3 DPRD Bali, AA Ngurah Adhi Ardhana, yang juga menerima keluhan dari warga, Senin (5/6/2023).

“Pertamina, khususnya kantor Pertamina Bali, semestinya harus dapat mengantisipasi elpiji 3 kg subsidi ini. Sebab, kebutuhan rumah tangga sederhana dan UMKM cukup tinggi. Juga untuk mengantisipasi penimbunan seandainya ada isu-isu yang tidak bertanggung jawab,” katanya dengan nada tinggi, ditemui usai rapat paripurna DPRD Bali.

Bacaan Lainnya

Tidak sekadar mencak-mencak, Gung Adhi, sapaan karibnya, langsung mengontak “pejabat penting” di Pertamina Pusat. Sayang, dia tidak bersedia menyebut pejabat dimaksud. Yang pasti, keluhan warga langsung disampaikan. “Intinya, Pertamina sedang mengecek lapangan terkait kondisi kelangkaan ini, dan berjanji akan mengatasi satu atau dua hari ke depan. Caranya dengan penambahan penyaluran gas melon, dan fokus distribusi ke area-area yang bergejolak,” terang politisi PDIP asal Denpasar itu.

Baca juga :  Banjarangkan Usul 140 Pembangunan Senilai Rp225 Miliar

Masih menurut Pertamina, jelasnya, kelangkaan gas melon akibat kesulitan distribusi karena akumulasi beberapa hal. Tanggal 1 Juni hari libur dan tidak ada fakultatif, meningkatnya aktivitas pariwisata di liburan panjang, dan ada kegiatan ngaben massal yang dilakukan masyarakat Bali.

Disinggung ada dugaan kelangkaan ini akibat permainan distributor untuk menaikkan harga, Gung Adhi mengaku sudah menanyakan itu Pertamina. Hanya, Pertamina menjawab belum mendengar tentang isu tersebut. “Terlepas apakah ini ada permainan distributor atau tidak, Pertamina tetap tidak bisa lepas tangan. Bagaimanapun, Pertamina mesti bisa mengantisipasi kelangkaan gas melon, karena konsumennya masyarakat bawah dan UMKM. Tidak ada alasan untuk tidak tahu atau dengar (isu permainan distributor),” lugasnya.

Kelangkaan gas melon diungkapkan ibu rumah tangga di media sosial Facebook. Pedagang nasi jinggo itu mengeluh sulit mendapat gas melon, dan itu berarti dia tidak bisa memasak untuk berjualan. Ibu rumah tangga lainnya mengaku ke sana ke mari mencari gas melon, bahkan sampai ke SPBU. “Akhirnya dapat, tapi harus menunjukkan KTP dan maksimal beli dua tabung. Tapi siap-siap juga harganya lebih mahal daripada biasanya,” sebutnya. hen

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.