“Yang membuat saya kecewa sebagai pembina Pengprov Muaythai Indonesia (MI) Bali, justru atlet PON MI Bali tidak ikut. Atlet Klungkung yang selama ini sering menjadi juara juga absen, Ini ada apa?,”
POSMERDEKA.COM, MANGUOURA – KONI Badung Sport Tourism (KBST 24) Cabang Olahraga (Cabor) Muaythai telah berakhir Minggu (7/7/2024) di 7 Juli 2024 di GOR Segara Perancak, kawasan Canggu, Badung.
Menjawab pertanyaan wartawan, Ketua Umum KONI Badung Made Nariana memberikan evaluasi, bahwa dari segi pelaksanaan, KBST Cabor Muaythai cukup lancar dan memuaskan. “Sekalipun jumlah peserta hanya 150 orang, jadi hanya 50 persen dari yang ditargetkan, namun pelaksanaan KBST tersebut cukup baik. Banyak peserta luar Bali dan Luar Negeri terlibat,” kata Nariana setelah dua kali melakukan monev ke lapangan.
Ia mengatakan, banyak atlet Muaythai dari luar Bali seperti Timika, Kaltim, Banyuwangi, Sidoarjo, Surabaya, dan Tangerang yang ikut. Bahkan tercatat juga atlet dari Rusia, Perancis, Spanyol dan Australia. Dari Bali sendiri ikut atlet Karangasem, Denpasar, Badung dan Tabanan.
“Yang membuat saya kecewa sebagai pembina Pengprov Muaythai Indonesia (MI) Bali, justru atlet PON MI Bali tidak ikut. Atlet Klungkung yang selama ini sering menjadi juara juga absen, Ini ada apa?,” tanya Nariana geram.
Nariana menambahkan, KBST yang sangat dibanggakan utusan Pengurus Besar (PB) MI Opneil Untung T, SE. M.Si, malah dianggap sepele atlet MI Bali sendiri. Padahal kesempatan untuk melakukan try in di rumah sendiri dengan atlet lain yang lebih baik. Pihaknya mengakui memang ada usaha melakukan pemboikotan KBST tersebut dari oknum oknum jajaran MI Bali.
“Saya dapat mengatakan hal seperti itu, sebab saya menerima chat seseorang dan pengakuan Manajer Tim MI Timika, yang mengaku juga ada pihak yang nelepon supaya nggak usah ikut ke KBST,” kata Nariana.
Ia mengatakan, ada yang mengaku pelatih MI pindahan dari cabor lain terang-terangan berdebat dengan atletnya karena dilarang ikut KBST. Atlet tersebut sudah mendaftar ikut KBST.
Ketika menerima telepon, Manajer Tim PON MI Timika menjawab; akan tetap berangkat ke Bali, karena sudah mendaftar dan ingin menambah pengalaman bertanding menjelang PON Aceh dan Sumut 2024.
Menurut Ketua Umum Pengkab MI Badung Marcos Manurung, ia juga mendapat kabar serupa dari Pengprov MI Jatim. Setelah dijelaskan persoalannya, MI Jatim banyak mengirim atlet ke KBST tersebut.
Nariana juga menerima alasan, kenapa atlet MI Bali untuk PON tidak ikut dalam KBST, karena takut cidera, selain tidak jelas track record calon lawannya di ring nanti. Hal ini tentu alasan tidak masuk akal. Emangnya dalam PON nanti, kita tahu siapa bakal lawan atlet tersebut. Nanti kalau try out ke luar negeri atau ikut SEA Games, apa tahu juga siapa bakal lawan atletnya?
Dalam olahraga keras itu, MI sudah memiliki aturan yang jelas. Atlet mana pun akan mendapat pengawasan ketat wasit di atas ring. Wasit/Juri, tidak akan membiarkan atlet dibantai sampai sekarat oleh lawan masing-masing. Malahan dalam event SEA Games, negara lain banyak mengadu atlet pro, sementara kita di Indoneia masih berkutat dengan istilah atlet profesional dan amatir.
”Sebagai pendiri MI Bali dan pernah menjadi Ketua Umum 12 tahun di Pengprov MI, saya hanya minta jajaran pengurus MI Bali lebih dewasa, sportif dan fair play menghadapi persoalan. Jangan dengan alasan pribadi, organisasi dan atlet dijadikan korban,” harap Nariana.
“Tolong dicatat, ini benar-benar sangat mengecewakan saya sebagai salah satu insan yang mencintai MI dan ingin MI maju sebagai anggota KONI Bali,” tegas Nariana yang juga mantan Ketua Umum KONI Bali.
Nariana juga mengulas kembali pernyataan Wakil Ketua Pengurus Besar (PB) MI Bidang Binpres, Opneil Untung, bahwa PB sangat menghargai KBST dan bahkan ingin supaya Bali lebih banyak mengadakan kejuaraan serupa.
Opneil yakin atlet Luar negeri pasti akan lebih banyak datang, karena nama Bali itu sendiri. Ia mengatakan, PB MI sendiri akan memberikan dorongan, setelah menyaksikan kegiatan KBST ini. (*)