Bisa Belanja Pakai “Uang Bambu”, 10 Ribu Wisatawan Jejali Penglipuran saat Imlek

PERAYAAN Imlek dan libur panjang memberi berkah tersendiri bagi pengelola Desa Wisata Penglipuran, Kelurahan Kubu, Kecamatan Bangli. Dalam liburan panjang ini, 10 ribu wisatawan mengunjungi desa wisata tersebut. Foto: ist

POSMERDEKA.COM, BANGLI – Perayaan Imlek dan libur panjang memberi berkah tersendiri bagi pengelola Desa Wisata Penglipuran, Kelurahan Kubu, Kecamatan Bangli. Dalam liburan panjang ini, 10 ribu wisatawan mengunjungi desa wisata tersebut.

Manajer Pengelola Desa Wisata Penglipuran, I Wayan Sumiartsa, Senin (27/1/2025) mengakui ada banjir wisatawan itu. Kata dia, dari dua hari lalu kunjungan wisatawan yang masih didominasi wisatawan Nusantara menunjukkan tren meningkat. “Kemarin tercatat ada 10 ribu wisatawan mengunjungi desa kami,” ujarnya.

Bacaan Lainnya

Bila dibandingkan dengan kunjungan tahun lalu, dia menilai ada ada kenaikan cukup signifikan. Pada Februari 2024 saat perayaan Imlek, sambungnya, kunjungan hanya berkisar 8 ribu orang. Sementara pada H-3 Imlek kunjungan telah mencapai 10 ribu. “Target kunjungan masih berpatokan tahun lalu, sesuai yang diberikan Pemkab Bangli,” jelasnya.

Untuk menarik kunjungan wisatawan, kata Sumiarsa, manajemen terus melakukan inovasi, salah satunya adalah pementasan budaya setiap minggu. Itu juga ditunjang dengan gencarnya promosi yang dilakukan secara daring maupun luring.

Salah satunya yang ditawarkan adalah pasar pelipur lara. “Konsep yang kami tawarkan adalah ramah lingkungan, pedagang yang jualan tidak boleh menggunakan plastik untuk pembungkus,” terangnya.

Untuk wisatawan, ulasnya, di pintu masuk desa, mereka wajib menukarkan uang dengan uang yang terbuat dari bambu. Dengan uang bambu ini wisatawan bisa berbelanja di pasar pelipur lara.

Baca juga :  TPID Klungkung Wajib Pastikan Tiada Penimbunan Stok Pangan

“Kami juga memberi sensasi bagi wisatawan makan di tengah hutan bambu dengan sajian tempo dulu, menutnya tradisional. Dengan demikian, saat mereka pulang bisa mendapat kenangan mendalam di desa kami,” bebernya.

Nilai tukar uang, ulasnya, ada nilai nominal Rp5.000 hingga Rp10.000. Bila nanti koinnya masih tersisa maka bisa kembali ditukarkan. “Untuk menu, semua menu tradisional seperti tipa cantok, jajan Bali laklak serta jualan nasi campur ala Penglipuran. Ada juga loloh cemcem dengan harga terjangkau,” pungkasnya. gia

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.