Badung Terima Hibah Unit Proses Produksi Pangan Rumput Laut dari BPPT

KEPALA Dinas Perikanan Badung, I Nyoman Suardana, meninjau paket alat proses produksi pangan rumput laut dari Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) melalui Pusat Teknologi Agroindustri (PTA) dan Biro Umum. Foto: ist
KEPALA Dinas Perikanan Badung, I Nyoman Suardana, meninjau paket alat proses produksi pangan rumput laut dari Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) melalui Pusat Teknologi Agroindustri (PTA) dan Biro Umum. Foto: ist

MANGUPURA – Pemkab Badung melalui Dinas Perikanan Kabupaten Badung, Rabu (2/12/2020) menerima hibah paket alat proses produksi pangan rumput laut dari Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), melalui Pusat Teknologi Agroindustri (PTA) dan Biro Umum untuk dimanfaatkan oleh kelompok masyarakat pengolah di Desa Kutuh KWT Mertha Nadi.

Hal tersebut dilakukan dalam upaya meningkatkan pemanfaatan rumput laut sebagai bahan pangan berbasis bahan baku lokal. Serah terima Paket Peralatan Proses Produksi Pangan Rumput Laut tersebut dilaksanakan di Desa Kutuh, Kecamatan Kuta Selatan.

Bacaan Lainnya

Dalam kesempatan tersebut BPPT juga melakukan sosialisasi Ina-TEWS dan memberikan pelatihan tentang operasional peralatan, teknologi tepat guna pengolahan rumput laut, teknologi produksi mie instan rumput laut dan pengemasan produk, serta model bisnis dan analisa usaha olahan pangan rumput laut. Kegiatan pelatihan itu dilaksanakan selama dua hari dengan diikuti oleh sekitar 20 anggota KWT Pengolahan Produk Pangan yang ada di Desa Kutuh.

Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Badung, I Nyoman Suardana, menerangkan, kegiatan tersebut merupakan kerjasama dari Dinas Perikanan Kabupaten Badung dengan pihak BPPT. Melalui kegiatan tersebut pihaknya berharap dapat membangkitkan kembali sektor pertanian rumput laut di Kabupaten Badung yang dulu sangat terkenal dan menjadi sentra penghasil rumput laut di Bali.

Baca juga :  Gelar Aneka Lomba Diikuti SMP Se-Bali, SMK PGRI 5 Denpasar Perkuat Keunggulan Pariwisata

Dimana Desa Kutuh dulunya merupakan salah satu pusat dari penghasil rumput laut di Badung, karena mampu memproduksi 600 ton rumput laut per tahun dan kualitasnya paling bagus. Namun sayangnya hal itu seolah memudar seiring geliat perkembangan pariwisata di Pantai Pandawa.

“Mari kita kembangkan lagi apa yang ada dahulu di Kutuh ini (rumput laut). Mari kita kembangkan sektor rumput laut ini dan kembangkan pariwisata. Kedepan kami ingin di Kutuh ini menjadi pariwisata berbasis rumput laut. Dimana pariwisata kita harap ikut menyerap hasil olahan rumput laut ini,” ujarnya, sembari menerangkan pihaknya juga sudah berkoordinasi dengan Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Bali untuk kembali menggeliatkan program penanaman rumput laut.

Dalam acara yang juga dihadiri oleh Plt. Perbekel Kutuh Wayan Badra, itu Kadis Suardana berharap agar kelompok KWT Mertha Nadi dapat mengikuti pelatihan tersebut dengan baik dan sampai selesai.

Sehingga apa yang diberikan tersebut nantinya dapat dipergunakan secara maksimal, sebaik mungkin dan bermanfaat dalam meningkatkan produksi, kemampuan dan keterampilan ibu-ibu KWT.

Ke depan pihaknya mengaku akan bekerjasama dengan Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja serta dengan Dinas Koperasi, UKM dan Perdagangan Kabupaten Badung, terkait pengolahan dan pemasaran produk yang dihasilkan tersebut.

“Kami harap pandemi Covid-19 ini cepat selesai, agar sektor pariwisata kembali pulih. Dengan demikian kami harap sektor olahan rumput laut ini paling tidak bisa dijual belikan dulu di kawasan Pantai Pandawa,” harapnya.

Baca juga :  DPRD-Bupati Gianyar Sepakat Sahkan 7 Perda

Sementara itu Kepala Program Kerekayasaan TTG Pengolahan Rumput Laut di Bali, Ir. M. Jusuf Djafar, MM., menerangkan, kegiatan Penerapan Teknologi Pengolahan Rumput Laut pada Masyarakat Pesisir Peduli Tsunami di Bali merupakan rangkaian kegiatan kerjasama Pusat Teknologi Agroindustri BPPT dengan Dinas Perikanan Kabupaten Badung yang termasuk dalam Program Unggulan Nasional (Flagship) Ina-TEWS (Indonesia Tsunami Early Warning System).

Yaitu suatu sistem yang memberikan peringatan dini setelah terjadi gempa bumi dan berpotensi membangkitkan tsunami. Sistem deteksi yang dikembangkan BPPT meliputi Buoy, Cable Base Tsunami (CBT), dan Tsunami Tomografi dengan stasiun penerima data secara terintegrasi. BPPT akan memasang Ina-TEWS di empat titik yang berpotensi gempa dan tsunami, yakni Selatan Kuta, Kabupaten Badung – Bali, Selatan Malang, Jawa Timur, Selatan Cilacap, Jawa Tengah dan Selat Sunda.

Melalui pelatihan teknologi tepat guna dari PTA-BPPT diharapkan hal itu dapat memberikan bekal usaha ekonomi bagi petani, dan UMKM pengolah rumput laut di kabupaten Badung. Terlebih di masa pandemi Covid-19 ini yang tentunya membuat kondisi perekonomian masyarakat menjadi labil.

“Kami harap program ini dapat membantu masyarakat untuk menggeliatkan kembali sektor perekonomiannya,” ujarnya.

Dipaparkannya, Pusat Teknologi Agroindustri (PTA) merupakan salah satu unit kerja di Kedeputian Teknologi Agroindustri dan Bioteknologi (TAB) – BPPT,  yang salah satu tupoksinya adalah melakukan pengkajian dan penerapan teknologi di bidang pangan. Terkait Penerapan Teknologi Pengolahan Rumput Laut pada Masyarakat Pesisir Peduli Tsunami di Bali, Pusat Teknologi Agroindustri BPPT menyiapkan teknologi proses produksi dan Formulasi Mie Instan Rumput Laut untuk diterapkan pada mitra pengguna yakni kelompok usaha produk olahan rumput laut sebagai alternatif usaha produktif dan meningkatkan pemanfaatan sumberdaya bahan baku lokal. Sedangkan Dinas Perikanan Kabupaten Badung akan melakukan pendampingan produksi bagi mitra pengguna dalam manajemen suplai bahan baku dan pemasaran produknya.

Baca juga :  Kelurahan Gianyar Wajibkan Vaksin untuk Dapat Pelayanan

Menurutnya, Inovasi Teknologi Sheeting dan Formulasi bahan untuk menghasilkan produk mie instan rumput laut skala UMKM sangat sesuai diterapkan pada kelompok pengolah karena peralatannya sederhana dan relatif mudah dioperasikan dan murah perawatannya.

Unit Proses Produksi tersebut bertujuan  membantu UMKM untuk usaha diversifikasi pangan hasil laut dalam rangka meningkatkan kualitas gizi terutama serat pangan yaitu dengan memanfaatkan  rumput laut agar lebih dapat berkembang dan juga lebih meningkatkan daya guna dan nilai ekonomi dari rumput laut. gay

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.