Warga Diajak Tak Malu Berbahasa Bali, Pemkab Gianyar Gelar Bulan Bahasa Bali VII

PEMBUKAAN Bulan Bahasa Bali VII Tahun 2025 di Balai Budaya Gianyar. Foto: ist

POSMERDEKA.COM, GIANYAR – Pemkab Gianyar kembali mengadakan Bulan Bahasa Bali VII Tahun 2025 di Balai Budaya Gianyar, Senin (3/2/2025). Kegiatan ini merupakan bentuk komitmen pemerintah dalam melestarikan bahasa, aksara, dan sastra Bali. Pun momen meningkatkan partisipasi masyarakat, khususnya generasi muda, dalam melestarikan nilai-nilai budaya Bali melalui bahasa, aksara, dan sastra Bali.

Tema tahun 2025 adalah “Jagat Kerthi-Jagra Hita Samasta” yang bermakna Bulan Bahasa Bali sebagai altar pemuliaan bahasa, aksara, dan sastra Bali, sebagai sumber kesadaran menuju semesta raya. Tema ini mencerminkan komitmen pelestarian budaya Bali melalui berbagai kegiatan edukatif dan kompetisi.

Bacaan Lainnya

Bulan Bahasa Bali VII yang diadakan mulai 3 s.d. 5 Februari dimeriahkan dengan berbagai pagelaran meliputi lomba nyurat aksara Bali tingkat SD, lomba nyurat lontar tingkat SMP, lomba debat mebasa Bali tingkat SMA/SMK, lomba ngwacen lontar tingkat SMA/SMK, lomba masatua Bali untuk Krama Istri Pakis dan lomba sambrama wacana untuk prajuru adat, serta berbagai workshop. Kegiatan ini dirangkaikan dengan Pengukuhan Widyasabha Kabupaten Gianyar masa bakti 2025-2030.

Kepala Dinas Kebudayaan Gianyar, Cokorda Bagus Lesmana Trisnu, mengatakan, pelaksanaan Bulan Bahasa Bali tidak terlepas dari tema yang dilaksanakan di tingkat Provinsi Bali yakni “Jagat Kerthi-Jagra Hita Samasta”.

Baca juga :  KPU Wajib Bebas Gratifikasi-Benturan Kepentingan

Asisten Administrasi Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Gianyar, I Ketut Mudana, menambahkan, Bulan Bahasa Bali yang dilaksanakan setiap bulan Februari merupakan salah satu bentuk komitmen pemerintah dalam melestarikan bahasa, aksara dan sastra Bali, sesuai dengan visi dan misi Pemkab Gianyar. ”Mari lestarikan budaya Bali, karena bahasa, aksara dan sastra Bali merupakan awal budaya Bali,” ujar Mudana.

Melalui acara ini, Mudana berharap masyarakat Bali senantiasa melestarikan dan menggunakan bahasa, aksara, dan sastra Bali dalam setiap kegiatan yang dilakukan. “Jangan malu mebasa Bali meskipun pintar berbahasa Inggris, Jepang, Prancis. Jadi, masyarakat Bali jangan lupa berbahasa Bali, patut lestariang bahasa, aksara dan sastra Bali,” ajaknya. adi

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.