TPS3R Efektif Tekan Timbulan Sampah ke TPA Temesi Hampir 50%

PETUGAS DLH saat bekerja di lapangan. Foto: ist
PETUGAS DLH saat bekerja di lapangan. Foto: ist

POSMERDEKA.COM, GIANYAR – Upaya Pemkab Gianyar menata sistem pengelolaan sampah menunjukkan hasil menggembirakan. Melalui pembangunan Tempat Pengolahan Sampah Reduce, Reuse, Recycle (TPS3R) berbasis desa, timbulan sampah yang masuk ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Temesi kini berhasil ditekan hampir separuhnya.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Gianyar, I Wayan Arsana, mengatakan, sebelum ada TPS3R, timbulan sampah di Gianyar mencapai sekitar 450 ton per hari. Namun, setelah sejumlah desa menerapkan sistem pengelolaan yang lebih terarah dan partisipatif, angka tersebut kini turun menjadi 228 ton per hari.

Bacaan Lainnya

“Penurunan ini menjadi bukti nyata sistem TPS3R benar-benar efektif mengurangi beban TPA. Sebagian besar sampah sudah diolah di tingkat desa, baik menjadi kompos, kerajinan daur ulang, maupun dimanfaatkan kembali oleh masyarakat,” ungkap Arsana, Senin (6/10/2025).

Dari total 64 desa di Kabupaten Gianyar, sebutnya, sebanyak 46 desa sudah memiliki TPS3R yang aktif beroperasi. Beberapa di antaranya bahkan menjadi contoh pengelolaan terbaik di Bali. Pada tahun 2025 mendatang, dua desa lainnya, yakni Desa Suwat dan Desa Celuk, akan segera menambah daftar desa dengan TPS3R aktif.

‘’Bahkan di Desa Ketewel, pengelolaan dilakukan dengan dua unit TPS3R sekaligus karena wilayahnya luas dan volume sampah yang dihasilkan cukup tinggi. Ini bentuk keseriusan desa dalam menjaga kebersihan lingkungan,’’ terangnya.

Namun, lanjut Arsana, kendala utama yang masih dihadapi adalah keterbatasan lahan di beberapa desa. Tidak semua desa memiliki area yang cukup untuk membangun TPS3R. Dia terus berkoordinasi agar setiap desa yang memiliki potensi lahan segera memanfaatkannya. DLH siap mendampingi dari segi perencanaan dan teknis.

Selain memperkuat infrastruktur, Pemkab Gianyar juga menekankan pentingnya perubahan perilaku masyarakat. Salah satu inovasi yang kini berjalan adalah sistem pemilahan sampah berbasis hari. Yaitu: Senin, Rabu, dan Jumat: sampah organik. Selasa dan Sabtu: sampah anorganik dan Kamis dan Minggu: sampah residu.

Pola ini terbukti efektif membentuk kebiasaan warga untuk memilah sampah sejak dari rumah. Dengan pembiasaan seperti ini, masyarakat menjadi bagian langsung dari solusi. ‘’Sampah organik dapat lebih cepat diolah menjadi kompos, anorganik bisa dimanfaatkan kembali, sementara residu dapat dikelola sesuai standar,’’ jelasnya.

DLH Gianyar juga memperkenalkan konsep teba modern, yang membantu mempercepat proses penguraian sampah organik sekaligus menekan volume sampah yang diangkut ke TPA. Teknologi sederhana berbasis masyarakat ini dinilai efektif, dalam mempercepat pengelolaan di tingkat rumah tangga maupun kelompok masyarakat.

Lebih jauh diutarakan, Bupati Gianyar memberi perhatian besar terhadap persoalan sampah ini. Selain menyediakan sarana pendukung seperti truk pengangkut, Bupati juga menginstruksi agar tahun depan setiap desa, melalui APBDes, memprioritaskan program Pengelolaan Sampah Berbasis Sumber (PSBS).

Keberhasilan pengelolaan sampah, ulasnya, tidak bisa hanya bertumpu pada pemerintah, melainkan perlu kolaborasi seluruh elemen, mulai dari desa, sekolah, komunitas, hingga pelaku usaha. “Gianyar telah membuktikan jika sistem, sarana, dan kesadaran masyarakat berjalan seiring, maka permasalahan sampah bisa dikendalikan,” tandasnya.

Dengan berbagai inovasi tersebut, Gianyar kini menjadi salah satu kabupaten dengan progres pengelolaan sampah terbaik di Bali. Ke depan, DLH menargetkan seluruh desa di Gianyar memiliki TPS3R aktif agar TPA Temesi tidak lagi menjadi beban utama, melainkan hanya menampung residu yang benar-benar tidak bisa diolah. adi

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses