POSMERDEKA.COM, DENPASAR – Kepala sekolah memiliki peran yang strategis dalam rangka meningkatkan kompetensi guru. Baik secara langsung maupun tidak langsung dalam memberikan kontribusinya, yang dapat membawa efek terhadap peningkatan mutu pendidikan di sekolah.
Seperti yang sudah dilakukan Kepala SMP Sapta Andika Denpasar, I Gede Eka Nuryada, ST., yang memfasilitasi dan memotivasi para guru untuk meningkatkan kompetensinya dengan memberikan wadah sebagai sarana untuk berbagi praktik baik pembelajaran. Setiap bulan guru-guru dikumpulkan secara khusus untuk berbagi praktik baik pembelajaran.
‘’Saat ini bulan ketiga dengan pemateri dari guru-guru SMP Sapta Andika sendiri terkait inovasi-inovasi yang telah dilaksanakan di dalam kelas, dan wajib mengimbaskan ke rekan guru lainnya,’’ ujar Eka Nuryada, Kamis (27/4/2023).
Menurut dia, berbagi praktik baik pembelajaran menjadi salah satu upaya nyata yang harus dilakukan guru untuk meningkatkan kompetensinya. Yaitu dengan berbagi pengalaman keberhasilan praktik pembelajaran yang sudah dilakukan secara tatap muka. ‘’Semangat bergerak untuk sekolah sendiri, berani jadi guru, wajib punya inovasi,’’ serunya.
Eka Nuryada memaparkan, merdeka belajar merupakan pembelajaran yang berfokus pada kebutuhan murid. ‘’Pelajar yang menentukan tujuan, cara, dan penilaian belajarnya. Dari sudut pandang pengajar, merdeka belajar berarti belajar yang melibatkan murid dalam penentuan tujuan, memberi pilihan cara, dan melakukan refleksi terhadap proses dan hasil belajar,’’ tutur Eka Nuryada.
Karena itu, guru harus berani keluar dari zona nyaman. Salah satunya adalah bagaimana membuat media pembelajaran yang menarik seperti menggunakan pop up book untuk menarik siswa agar tertarik belajar dengan sendirinya.
Ia berharap, inovasi ini bisa mengurangi keresahan yang terjadi di dunia pendidikan atau disebut miskonsepsi belajar yang dirasakan selama sekolah, seperti belajar hanya untuk ujian, kendali belajar ada pada pengajar, belajar adalah menghafal dan menggunakan rumus, dan sebagainya. ‘’Siswa seharusnya terlibat dalam pembelajaran memilih sesuai apa yang menjadi minatnya, tidak hanya belajar sekadar menghafal namun ada aksi nyata yang bisa diimplementasikan di kehidupan sehari-hari,’’ ujarnya.
Merdeka belajar, lanjut dia, bukan berarti semua terserah siswa tetapi ada kompetensi yang tetap dimiliki. Perilaku tersebut memang membutuhkan komitmen agar bisa diterapkan dengan konsisten dan dapat mendukung pengembangan pendidikan siswa.
‘’Dalam mengelola sekolah kami sangat berpegang teguh pada konsep sagilik-saguluk salulung sabayantaka, paras-paros sarpanaya, saling asah, asih, asuh, pakedek pakeyum dan dilandasi sprit Vasudhaiva Kutumbakam yang artinya bersatu-padu, saling menghargai pendapat orang lain, saling mengingatkan, saling menyangi, saling tolong menolong, menyama braya, dan kami sangat mengindari tekanan-tekan psikologis kepada guru sehingga guru nyaman dalam mentransfer ilmu pengetahuan pada siswa,’’ pungkasnya. tra