POSMERDEKA.COM, DENPASAR – Ketua Umum (Ketum) Asosiasi Kota (Askot) PSSI Denpasar, AA. Ngurah Garga Candra Gupta yang akrab disapa Turah Mantri akhirnya mengizinkan perangkat pertandinganya (wasit) bertugas memimpin pertandingan sepakbola tingkat SMP Porsenijar Kota Denpasar 2023 yang sempat dihentikan sementara akibat kisruh laga SMPN 9 kontra SMP 7.
”Walau aturan atau regulasi berdasarkan hasil technical meetting (TM) tetap dilabrak, ya… kami izinkan para wasit yang tergabung dalam Askot PSSI Denpasar bertugas kembali setelah kami mendapat penjelasan terkait penyelesaian kisruh yang terjadi antara SMPN 7 vs SMPN 9,” ucap Turah Mantri kepada posmerdeka.com, Kamis (27/4/2023).
Kebetulan juga para pemain SMPN 7 termasuk dukungan dari orang tuanya mau menerima keputusan bersama semua kepsek SMP yang timnya ikut sepakbola. ”Ini menjadi kunci utama penyelesaian kisruh tersebut. Beda dengan keputusan pribadi yang diambil kepala SMPN 7 sebelumnya, yang tanpa melibatkan tim atau para pemainya,” imbuh Turah Mantri.
Andaikan saja, lanjut Turah Mantri, tim sepakbola SMPN 7 kukuh pada pendiriannya karena sudah diputuskan panpel menang WO atas SMPN 9, mungkin lain ceritnya. Dan, pihak Askot pastinya tetap akan menegakkan aturan yang disepakati dalam TM. ”Kami bersyukur anak-anak SMPN 7 dan para orang tuanya legowo menerima keputusan bersama itu,” imbuhnya.
Di sisi lain, Turah Mantri juga mengingatkan pihak Disdikpora Denpasar untuk menjadikan kasus ini sebagai pelajaran berharga. Dengan harapan ke depannya, kasus memalukan ini tidak terulang lagi, apalagi Denpasar sebagai barometer persepakbolaan Bali.
Bagi dia, anak-anak pemain SMPN 9 Denpasar sebenarnya tidak ada yang salah dalam kasus ini, ”Yang salah sebenarnya para ofisial mereka terutama pelatihnya, karena mereka lalai, tidak membawa data (administrasi) pemainnya yang harus dibawa saat pertandingan melawan SMPN 7 sesuai hasil TM, makanya kalah WO,” ungkap Turah Mantri.
Apa yang terjadi di SMPN 9, sesungguhnya adalah masalah di internal mereka. Kepala SMPN 9 harusnya marah dengan tim ofisial sepakbolanya karena kesalahannya tidak membawa data pemain saat bertanding. Bukan mencari-cari jalan lain atau lobi sana sini dengan penguasa untuk menyelamatkan tim sepakbolanya terhindar dari kekalahan WO.
Celakanya langkah Kepala SMPN 9 ini justru diakomodir pihak Disdikpora, sehingga muncul kesepakatan-kesepakayan baru seperti tanding ulang sampai dilakukan undian untuk menentukan pemenang. ”Inilah pangkal kekisruhan yang terjadi. Andai saja Diddikpora tegas dan patuh dengan hasil TM yang disahkan keputusan Panpel, pastinya tidak ada masalah,” sebut Turah Mantri.
Mirisnya lagi, untuk menutupi kelalainnya, pelatih SMPN 9 ikut memperkeruh suasana. Mungkin karena dapat angin segar dari pihak kepala sekolahnya, sehingga dia berani melakukan hal yang seharusnya tak dilakukan. ”Sangat saya sayangkan ini, padahal pelatih SMPN 9 mantan pemain yang seharusnya tahu aturan-aturan pertandingan apalagi disepakati saat TM,” cibir Turah Mantri.
”Saya jadi teringat peribahasa bijak “guru kencing berdiri, murid kencing berlari” yang mengandung makna bahwa murid akan mencontoh perilaku gurunya, apalagi sikap kepala sekola yang berlatar guru. Nah, kalau contohnya baik maka itu akan bernilai positif bagi anak, celakanya kalau contoh yang diberikan itu buruk, tentu efeknya bisa buruk pula. Mari kita maknai,” pungkas Turah Mantri.
Sebelumnya, Askot PSSI Denpasar menarik seluruh wasit yang bertugas memimpin pertandingan sepakbola tingkat SMP tersebut, dengan tujuan memberikan ruang pihak Disdikpora Denpasar menyelesaikan kisruh yang terjadi pada laga SMPN 7 vs SMPN 9.
Puncaknya, pihak Disdikpora Denpasar akhirnya berhasil menyelesaikan kisruh tersebut, berdasarkan hasil kesepakatan seluruh kepala SMP yang ikut cabor paling bergengsi itu. Dalam rapat Rabu (26/4/2023), para kepsek itu menyepakati cabor sepakbola Porsenijar Denpasar 2023 kembali dilanjutkan mulai Kamis (27/4/2023) di lapangan KNPI Tembau Denpasar, Bali.
Rapat yang dilanjutkan technical meetting (TM) dengan para kepala sekolah (Kepsek) itu dipimpin langsung Kadisdikpora Denpasar Anak Agung Gede Wiratama. Hasil kesepakatan ini tertuang dalam berita acara yang kemudian disampaikan ke Askot PSSI Denpasar untuk mendapat rekomendasi perangkat pertandingan (wasit).
Hasil dan kesepakatan rapat ini juga membatalkan semua berita acara yang telah terjadi sebelumnya, dan Disdikpora selaku pihak yang punya gawe, kembali mengakomodir SMPN 7, SMPN 9, dan SMP PGRI 3 untuk berlaga kembali. Bagi Agung Wiratama, keputusan bersama ini menjadi solusi terbaik yang sudah disetujui semua kepala sekolah demi pembinaan dan masa depan anak-anak. yes