Tangkal Wabah, Ini yang Dilakukan Masyarakat Desa Adat Taman Sari

PELAKSANAAN ngelawang di Desa Adat Taman sari, Kelurahan Tegalcangkring, Mendoyo, Jembrana, Jumat (11/9). Foto: man
PELAKSANAAN ngelawang di Desa Adat Taman sari, Kelurahan Tegalcangkring, Mendoyo, Jembrana, Jumat (11/9). Foto: man

JEMBRANA – Masyarakat Desa Adat Taman Sari, Lingkungan Munduk Anyar, Kelurahan Tegalcangkring, Kecamatan Mendoyo, Jembrana mengadakan upacara ngelawangdengan tujuan membersihkan desa secara sekala dan niskala di saat pandemi Covid-19. Ritual ini dilakukan dengan ngiringan Sesuhunan Barong dan Rangda yang ada di Pura Dalem desa setempat, Jumat (11/9).

Upacara penangkal wabah (gering) yang dirangkai dengan upacara ngelawang ini dengan mengelilingi keempat banjar adat yang ada di Desa Adat Taman Sari. Iring-iringan yang melibatkan masing-masing banjar sebanyak 25 orang dilakukan secara estafet disetiap banjar atau batas wilayah banjar. Upacara ini bertujuan untuk mengembalikan atau menetralisasi (nyomia) para bhuta kala agar tidak mengganggu desa dan warganya guna terciptanya keseimbangan alam.

Bacaan Lainnya

Bendesa Adat Taman Sari, Ketut Wita, didampingi Saba Desa, I Wayan Pinta, mengatakan, ngelawang yang dilaksanakan bertepan dengan hari suci Sugihan Bali atau menjelang rerahinanGalungan dilaksanakan pertama kali. “Upacara yang merupakan hasil kesepakatan prajuru bersama sabha desa dilaksanakan sebagai wujud menjauhkan umat dari wabah di masa pandemi Covid-19 ini. Terlebih menjelang pilkada,” ungkapnya.

Baca juga :  Positif Covid-19 di Karangasem Terus Bertambah

Ngelawang desa ini dirangkai dengan upacara pecaruan eka sata.Dalam upacara ini, Barong dan Rangda yang beristana diiring dari ujung utara ke ujung selatan desa. Pada setiap peteluan (pertigaan) dan pempatan (perempatan jalan) serta di jaba pura, diberikan upacara pecaruan wates desa. Setelah membersihkan desa dari segala malapetaka atau ngelawang ini, Sesuhunan kembali distanakan di Pura Dalem Desa Adat Taman Sari. Selanjutnya krama desamelaksanakan persembahyangan bersama dipimpin Mangku Gede Pura Dalem.

Wayan Pinta menguraikan, menurut Lontar Masula-Masuli, bagi desa yang mempunyai lawatan agar ngelawang, yang didahului dengan penyucian buana alit dan buana agung dengan pecaruanmanca sanak, nangluk merana di segara yang dilaksanakan oleh subak dan di catus pata dilaksanakan oleh desa pakraman. “Tujuan ngelawang dan nangluk merana ini untuk menyucikan sekala niskala atau segala merana yang mengganggu desa. Sehingga dengan dilaksanakannya upacara ini agar masyarakat desa hidup tenteram dan sejahtera serta jauh dari Covid-19, terlebih dalam menyambut pilkada yang momennya dalam pandemi seperti saat ini,” jelasnya. 024

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.