DENPASAR – Sekolah Menengah Pertama (SMP) negeri dan swasta se-Kota Denpasar sepakat menerapkan Kurikulum Merdeka secara penuh mulai tahun ajaran 2022/2023 pada kelas 7. Kurikulum Merdeka merupakan upaya pemerintah guna menciptakan perubahan dalam mengembangkan karakter dan pola pikir siswa, ini dinilai dapat mendorong pembelajaran yang sesuai dengan kemampuan siswa.
“Astungkara, mulai Juli atau tahun ajaran 2022/2023 mendatang seluruh SMP negeri maupun swasta mulai memberlakukan Kurikulum Merdeka pada kelas 7,” ujar Ketua MKKS SMP Kota Denpasar, I Wayan Murdana, S.Pd., M.Psi., pada rapat MKKS SMP Kota Denpasar, Selasa (26/4/2022) di SMP Cipta Dharma Denpasar.
Murdana mengatakan, Kurikulum Merdeka merupakan penyederhanaan dan penajaman dari Kurikulum 2013. Kurikulum Merdeka ini akan menerapkan pembelajaran berbasis proyek untuk pengembangan karakter sesuai dengan Profil Pelajar Pancasila.
“Tidak hanya pada sekolah penggerak, Kurikulum Merdeka ini juga bisa dilaksanakan oleh bukan sekolah penggerak. Pemerintah telah memberikan kesempatan kepada semua sekolah yang mau melaksanakan kurikulum ini secara mandiri yang diawali dengan proses pendaftaran, ” tambahnya.
Perbedaan pada Kurikulum Merdeka dengan kurikulum sebelumnya, katanya, pada target kurikulum yang lebih disederhanakan dan mendalam karena fokus pada materi esensial dan pengembangan kompetensi peserta didik pada fasenya. Materi yang disampaikan kepada peserta didik hanya materi bersifat esensial.
Perbedaan lainnya, lebih relevan dan interaktif, karena pembelajaran melalui kegiatan proyek dengan memberikan kesempatan yang lebih luas pada peserta didik untuk secara aktif mengeksplorasi isu aktual. Satu anak akan ada satu proyek terkait dengan mata pelajaran. Bisa juga lintas mata pelajaran ada proyeknya per siswa.
“Inilah pentingnya kurikulum ini disosialisasikan kepada sekolah,” terang Murdana yang juga Kepala SMPN 3 Denpasar ini.
Harapan dari Kurikulum Merdeka ini, lanjutnya, menyiapkan layanan pendidikan berkualitas dalam bingkai Merdeka Belajar menuju Profil Pelajar Pancasila. Kurikulum Merdeka juga sebagai opsi tambahan untuk melakukan pemulihan pembelajaran yang diperparah adanya pandemi Covid-19.
Krisis pembelajaran meningkatkan kesenjangan pembelajaran antarwilayah dan antarkelompok sosial ekonomi serta mengakibatkan hilangnya pembelajaran (learning loss). Kurikulum dengan paradigma baru ini diharapkan dapat membawa angin segar dalam proses pembelajaran siswa.
“Kurikulum ini merupakan penyederhanaan dari Kurikulum 2013 untuk membuat anak belajar lebih simple,” lugas Murdana yang sukses menjadikan SMPN 3 Denpasar barometer pendidikan di Denpasar, bahkan di Bali dan banyak melahirkan siswa berprestasi.
Di sisi lain, Murdana berharap sekolah serius menyiapkan diri menyongsong penerapan Kurikulum Merdeka, dengan mengagendakan kegiatan workshop Implementasi Kurikulum Merdeka dan Platform Merdeka Mengajar yang membahas berbagai topik dan praktik Kurikulum Merdeka. Penyelenggaraan workshop bertujuan untuk meningkatkan pemahaman para kepala satuan pendidikan dan guru dalam mempersiapkan implementasi Kurikulum Merdeka secara mandiri. tra