DENPASAR – DPRD Bali meniadakan agenda rapat hingga akhir Maret ini sebagai bagian dari upaya pencegahan penyebaran virus Covid-19. Para legislator memang tidak dilarang ke kantor, tapi tidak diperkenankan membuat kegiatan yang melibatkan banyak orang seperti rapat dan lainnya. Lalu bagaimana mereka tetap menjalankan fungsi sebagai wakil rakyat?
Ketua Fraksi Demokrat, Komang Nova Sewi Putra, Rabu (18/3/2020) mengaku tetap bekerja dalam fungsi menyerap aspirasi masyarakat di rumah. Dia juga lebih banyak waktu menyimak keluhan mereka terkait lesunya kondisi ekonomi belakangan ini setelah dihantam isu Corona. “Kami juga harus mengurangi keramaian seperti arahan Pak Gubernur. Yang jelas rakyat sudah banyak yang menangis sekarang ini, stres juga dengarnya,” kata Nova via telepon.
“Iya, sekarang lebih sering ke banjar untuk bertemu masyarakat menyambut hari raya Nyepi,” sebut Ketua Fraksi Gerindra, Ketut Juliarta, di kesempatan terpisah. “Banyak keluhan tentang pendapatan mereka, dan mereka takut kena PHK. Itu yang sangat memprihatinkan dari situasi Corona saat ini,” ulas legislator berpostur gempal itu.
Situasi Bali saat ini, menurut Ketua Komisi 2 DPRD Bali, IGK Kresna Budi, mirip dengan karantina sementara. Masyarakat diimbau tidak keluar rumah jika tidak mendesak, dan pada saat yang sama Bali masih menerima kedatangan orang dari luar. Dengan demikian pemerintah tetap membuka jalur pembelian logistik dari luar pulau untuk masyarakat. Jadi memang berbeda dengan istilah lockdown yang belakangan jadi viral dalam percakapan warganet. “Kalau lockdown kan benar-benar diisolasi kita. Kondisi kita di Bali ngga begitu, dan syukur tidak begitu,” jelas politisi Golkar itu.
Membincang kegiatannya karena tidak berkantor untuk sementara, Kresna Budi mendaku diam di rumahnya di Buleleng. Meski begitu dia tetap membuka pintu aspirasi meski tidak bisa bertemu muka lewat telepon atau pesan instan Whatssapp. Segendang sepenarian dengan wakil rakyat lain, dia juga kebanjiran curhat dari warga terkait anjloknya kondisi ekonomi Bali. Yang paling banyak dibincangkan adalah potensi kredit macet, juga jalan keluar redupnya ekonomi.
Masa karantina sementara, ulasnya, mirip dengan mobil yang biasa ngebut. Sekarang mobil itu dipaksa berhenti sejenak agar mesinnya bisa istirahat. Menimbang batas waktu 14 hari, dia menilai Bali masih mampu melewati itu dengan segala persiapan yang ada. “Kita harap semoga semua bisa cepat pulih kembali. Sementara waktu mari nikmati waktu bersama keluarga,” cetusnya.
Tak adanya agenda kegiatan DPRD Bali selama dua pekan ke depan, dibenarkan Sekretaris Dewan (Sekwan) DPRD Bali, I Gede Suralaga. Dia bilang sesuai dengan SE Gubernur, para pegawai di Sekretariat DPRD Bali mulai bekerja dari rumah sejak dua hari lalu. Suralaga bersama sejumlah pejabat struktural lainnya di Sekretariat DPRD Bali tetap ngantor. “Saya, Kabag dan Kasubag tetap masuk kantor,” katanya singkat. hen