POSMERDEKA.COM, MATARAM – Cuaca ekstrem sejak Minggu (9/2/2025) hingga kini membuat sejumlah infrastruktur di provinsi NTB rusak. Salah satunya bangunan sekolah yang tertimpa pohon di wilayah Kabupaten Lombok Timur. Sejumlah SD-SMP hingga SMA/SMK juga hingga kini masih tergenang banjir.
Menyikapi bencana itu, anggota Komisi V DPRD NTB, Didi Sumardi, mengaku berkoordinasi dengan sejumlah OPD mitra terkait menyikapi rusaknya gedung sekolah. Koordinasi dilakukan dengan Dinas PUPR, BPBD, Dikbud hingga Kanwil Kementerian Agama Provinsi NTB.
“Kenapa banyak pihak yang kami ajak koordinasi? Karena sekolah yang terdampak cuaca ekstrem tidak hanya sekolah negeri, juga sekolah swasta yang kewenangannya di bawah Kakanwil Kemenag NTB,” ujarnya, Selasa (11/2/2025).
Politisi Golkar ini menguraikan, cuaca ekstrem harus disikapi oleh Pemprov NTB dengan memperkuat mitigasi ke seluruh jajaran sekolah. Bencana banjir, tanah longsor hingga angin kencang seperti saat ini tidak bisa ditebak kapan waktu datangnya.
Dari penguatan mitigasi dinilai akan lahir SOP di sekolah-sekolah guna mengutamakan keselamatan, sekaligus menghindari terjadi musibah menimpa warga di sekolah.
Dalam kondisi saat ini, sebutnya, sikap kewaspadaan terhadap kondisi sarana-prasarana sekolah yang rentan akibat dari kondisi kurang layak, diminta jadi perhatian serius.
Didi berujar Komisi V akan melakukan pendataan dan inventarisasi bersama OPD terkait, untuk mengecek kondisi fisik sarana-prasarana sekolah. Tujuannya untuk antisipasi dan menghindari terjadinya korban.
“Termasuk bagaimana hasil pendataan sekolah-sekolah yang bangunan fisiknya rentan untuk dilaporkan dan koordinasi ke kementerian serta lembaga terkait di pusat dalam waktu dekat,” sambungnya.
Sebelumnya, SDN 1 Gereneng Kecamatan Sakra Timur, Kabupaten Lombok Timur (Lotim) rusak setelah tertimpa pohon besar. “Tidak ada korban jiwa, karena kejadian pada malam hari atau Ahad malam,” ujar Kepala SDN 1 Gereneng, Mahdi, Selasa (11/2/2025).
Meski tidak ada korban jiwa, dia mengakui ambruknya gedung sekolah membawa dampak karena proses belajar-mengajar terganggu. Bencana alam itu dilaporkan ke Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Lombok Timur untuk segera mendapat atensi perbaikan.
“Untung ambruknya gedung sekolah ini terjadi malam hari. Kalau saat proses belajar-mengajar berlangsung, mungkin akan banyak siswa menjadi korban,” ungkapnya.
Akibat kejadian pohon tumbang tersebut, jelasnya, tiga ruang kelas rusak parah dan kelas lainnya rusak ringan serta butuh perhatian pemerintah. Mahdi menambahkan, Pj. Bupati Lombok Timur, Juaini Taofik, bersama Kadis Dikbud datang melihat kondisi gedung sekolah pada Senin (10/2/2025) petang. rul