MANGUPURA – Wakil Ketua I Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Indonesian Hotel General Manager Association (IHGMA) Made Ramia Adnyana, mempertanyakan kapan dan seperti apa kenormalan baru di tengah pandemi Covid-19. Mengingat sampai saat ini, kabar kapan dibukanya kenormalan baru masih simpang siur.
‘’Ada yang mengatakan Juni, Juli, bahkan Oktober. Ini tentu cukup membingungkan industri, dalam hal mempersiapkan diri,’’ ujar Selasa (26/5) sore.
Menurutnya, menyongsong kenormalan baru tentunya harus didukung oleh sokongan pemerintah, utamanya menyangkut bailout (bantuan dari bank). Tanpa diberikan dana tersebut, maka industri pariwisata akan mengalami mati dahulu, akibat rentang vakumnya terlalu panjang.
Sebab napas industri perhotelan di Bali sesungguhnya sudah megap-megap sejak bulan Maret lalu. Sementara kemampuan bertahan industri perhotelan rata-rata hanya hingga Mei. ‘’Kami berharap itu bisa dibuka 1 Juli nanti, bahkan sesungguhnya ada beberapa teman sudah siap di bulan Juni. Jika ingin melakukan percepatan hidup kembalinya industri pariwisata, bulan Juli atau Agustus merupakan waktu yang tepat. Karena Juli ataupun Agustus dikenal sebagai holiday season,’’ terangnya sembari mengungkapan deposit biaya wisatawan bisa menjadi salah satu hal yang melengkapi protokoler kesehatan penanganan Covid-19.
Terpisah Wakil Bupati Badung, Ketut Suiasa mengaku siap menyambut konsep kenormalan baru di Kabupaten Badung. Hal itu merupakan sebuah tantangan ke depan yang harus berani dilakukan, sebab Covid-19 mengajarkan semua orang untuk mengubah perilaku dan gaya hidup masyarakat. ‘’Perilaku hidup new normal ini harus berani kita lakukan dan siap kita lakukan di berbagai aspek kehidupan. Baik itu aspek sosial, budaya, politik, ekonomi, pariwisata dan sebagainya,’’ ujarnya Jumat (22/5).
Sebelumnya, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) merencanakan Bali sebagai proyek percontohan penerapan program CHS (Cleanliness, Health, and Safety) di setiap destinasi pariwisata telah disambut oleh Pemprov Bali. Dimana salah satu strategi mempercepat pemulihan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif pasca-pandemi Covid-19 tersebut akan dilakukan secara bertahap dimulai dari kawasan pariwisata Nusa Dua.
Managing Director The Nusa Dua, IGN Ardita, menyambut baik wacana tersebut. Pasalnya, pandemi Covid-19 sangat berdampak kepada sendi kehidupan masyarakat, baik ekonomi, pariwisata dan sebagainya. ‘’Kita sedang matangkan persiapannya, baik itu menyangkut SOP, tata kelola, sarana dan prasarananya. Jadi standar yang telah kita punya ini kita sesuaikan dengan standar protokol Covid-19,’’ ujarnya. 023