DENPASAR – Dunia pendidikan Bali berduka. Rektor Universitas Ngurah Rai (UNR) Denpasar Dr. Drs. Nyoman Sura Adi Tanaya, M.Si., tutup usia dalam perawatan di RS Omni Internasional Jakarta, Rabu (20/5), akibat penyakit sirosis dan kanker hati stadium tiga.
Sekretaris Program Pascasarjana UNR, Dr. Nyoman Diah Utari Dewi, A.Par,. M.AP, mewakili pihak kampus menyampaikan, sesuai rencana upacara makingsan di gni digelar pada Senin (25/5) di Banjar Celagi Bantes, Desa Bondalem, Kabupaten Buleleng. Untuk upacara lanjutan pitra yadnya (ngaben) masih menunggu jadwal dari desa adat setempat. Sementara jenazahnya sudah dikremasi pada Kamis (21/5).
Rektor yang dikenal vokal dan kritis tersebut meninggal di usia 71 tahun. Pria kelahiran 17 November 1949 ini meninggalkan seorang istri, tiga putra-putri, serta enam orang cucu. Anak-anaknya juga mengikuti jejak mendiang menjadi pengajar di perguruan tinggi.
Sebelum terjun sebagai akademisi, Sura Adi Tanaya adalah seorang birokrat yang bertugas di Pemprov Bali. Di sela kesibukannya sebagai birokrat, pada 22 Mei 1979 ia bersama para koleganya mendirikan Universitas Ngurah Rai di bawah naungan Yayasan Jagadhita Denpasar. Setelah menanggalkan status PNS, ia fokus memimpin ‘Kampus Perjuangan’ itu. UNR tercatat sebagai salah satu perguruan tinggi swasta (PTS) tertua di Bali, NTB, NTT.
Kerja kerasnya bersama jajaran, salah satunya Ketut Wirata Sindhu (alm) membuahkan hasil. Hingga saat ini UNR makin eksis dengan penambahan berbagai program studi (prodi) baru termasuk program pascasarjana. UNR sukses menelurkan sejumlah kepala daerah, anggota DPR, pejabat setingkat eselon III dan III di instansi pemerintahan daerah, perwira Polri, kejaksaan, bahkan ada alumninya berhasil menjadi menteri.
Kini nama Sura Adi Tanaya tinggal kenangan. Keluarga besarnya memohon maaf apabila semasa hidupnya pernah melakukan kesalahan, baik disengaja maupun tidak. ‘’Keluarga besar Yayasan Jagadhita Denpasar dan segenap civitas akademika Universitas Ngurah Rai berduka cita atas kepergian beliau. Mohon doa dan dimaafkan untuk segala kekurangan Bapak Rektor selama hidup,’’ ucap Diah Utari Dewi. 026