BANGLI – Rangkaian karya Ngusaba Kadasa Ida Bhatari Katuran Pujawali, dengan puncak karya Ngusaba Kadasa yang merupakan bakti pujawali Ida Batara Ulun Danu Batur digelar pada tengah malam. Pada Kamis (17/3/2022) didahului dengan rentetan ritual, salah satunya upacara Mapepada Agung yang diiringi ribuan krama atau warga.
Manggala Karya Ngusaba Kadasa, Jero Gede Batur Duuran, Kamis (17/3/2022) menjelaskan, Mapepada Agung bertujuan menyucikan semua sarana sesajen yang akan digunakan untuk banten pujawali Ida Batara-Batari di Pura Ulun Danu Batur.
Sarana tersebut antara lain pala bungkah palagantung, palawija, satwa (binatang) yang dipakai wewalungan, plawa, bunga, dan peralatan lainnya. “Semua disucikan, didoakan untuk tujuan persembahan,” ungkapnya.
Dalam prosesi Mapepada Agung, terangnya, pralingga dan pratima Ida Batara-Batari Pura Ulun Danu Batur di-pundut krama sebagai tanda sesuhunan menyaksikan batas wilayah suci mengelilingi wilayah suci Desa Batur. Itu sebagai pertanda Ida Batara-Batari turun kabeh atau turun semua.
Upacara Mapepada Agung juga dihadiri Bupati Bangli, Sang Nyoman Sedana Arta; dan Wakil Bupati I Wayan Diar bersama OPD di lingkungan Pemkab Bangli. Dalam pelaksanaannya, sarana upacara maupun upakara tidak ada yang berbeda atau dikurangi. Hanya peserta yang dibatasi agar bisa mengatur jarak.
Ida Batara napak pertiwi, kemudian mengelilingi areal Pura sebanyak tiga kali dan setelah itu kembali ke payogan. Puncak upacara ditandai dengan persembahyangan bersama, memohon keselamatan dan kerahayuan. Sementara Ida Batara Ulun Danu Batur nyejer dari 17 Maret dan mesineb pada 1 April mendatang.
Jero Gede Batur berharap umat Hindu di Bali untuk pedek tangkil ngaturang bakti sebagai ucapan syukur atas karunianya, agar diberi kedamaian dan kesejahteraan serta kerahayuan.
Namun, dia mengingatkan agar tetap menaati prokes selama mebakti. “Semoga Ida Batara-Batari yang berstana di Pura Ulun Danu Batur memberi kerahayuan untuk kita semua,” harapnya. gia