GIANYAR – Ribuan krama dari 28 desa adat seluruh Blahbatuh Tua memadati pantai sejak Kamis (17/3/2022) dini hari untuk menjalankan upacara melasti.
Tahun sebelumnya, karena masih dalam situasi pandemi Covid-19, sedikitnya 28 desa adat ini terpaksa melasti secara ngubeng. “Melasti dilaksanakan di Pantai Pering, Saba,” ujar Camat Blahbatuh, Wayan Gede Eka Putra.
Dia menguraikan, melasti kali ini dilakukan sama seperti melasti serangkaian perayaan Nyepi di Bali. Hanya, krama Blahbatuh Tua melaksanakan setelah Nyepi, tepatnya Purnama Kedasa. Tradisi ini diwariskan secara turun-temurun dan diterima krama.
Setiap tahun, satu dari 28 desa adat secara bergantian menjadi pangemong melasti untuk mempersiapkan segala perlengkapan upakara. Untuk tahun ini yang menangani Desa Adat Belega.
Rapat tersebut melibatkan jajaran PHDI dan Majelis Desa Adat Kecamatan Blahbatuh. Karena angka kasus positif Covid-19 melandai, kini warga lebih bebas melaksanakan melasti.
“Semua normal, mengingat hampir 100 persen masyarakat telah vaksin kedua. Namun, petugas tetap mengimbau agar menggunakan masker dan cuci tangan,” tandasnya.
Untuk menjaga ketertiban saat pemelastian, Polres Gianyar menurunkan ratusan personelnya. Polisi yang bergabung dalam Operasi Aman Nusa Agung II 2022, selain memberi imbauan protokol kesehatan (prokes), juga membagikan masker kepada masyarakat. Warga diingatkan untuk memakai masker dengan benar, dan sedapat mungkin mengatur jarak.
Polisi mengatur arus lalu lintas di seputaran Jalan Bypass Ida Bagus Mantra, Saba, Blahbatuh untuk mengantisipasi terjadinya kemacetan arus lalu lintas.
Menurut Kapolres Gianyar, AKBP I Made Bayu Sutha Sartana, polisi selalu hadir di tengah-tengah masyarakat. “Kami memberi edukasi kepada masyarakat agar selalu menaati protokol kesehatan dengan baik, agar pandemi Covid-19 dapat segera berakhir,” tandasnya. adi
