Prof. Made Sudiana: Belajar di Rumah Banyak Hambatan, Terutama Siswa di Desa dan Pinggiran

ANGGOTA Kelompok Ahli Pembangunan Gubernur Bali, Prof I Made Sudiana. foto: ist

DENPASAR – Suasana wabah Covid-19 menyebabkan pemerintah membuat protokol kesehatan, seperti diam di rumah, bekerja dari rumah, beribidah di rumah. Selain itu mahasiswa, siswa mulai PAUD sampai SMA harus belajar dari rumah dengan sistem online (daring).

Menanggapi masalah siswa belajar dari rumah, khususnya di Bali, anggota Kelompok Ahli Pembangunan Gubernur Bali Prof I Made Sudiana memiliki penilaian sendiri. Banyak plus-minusnya murid yang sudah lebih dari sebulan belajar di rumah, karena situasi tidak boleh berkumpul melakukan pendidikan dengan kumpul di sekolah akibat Corona.

Bacaan Lainnya

Dalam rapat evaluasi bulanan Pokli Pembangunan Gubernur Bali Rabu (27/5/2020), Mantan Rektor Undiksa Singaraja itu mengatakan, kalau lihat dari nilai, ada perbedaan. Siswa yang belajar dari rumah dapat nilai baik dan ada juga yang dianggap cukup.

Kategori baik, tentu siswa yang yang ada di perkotaan. Sementara pelajar yang berada di pinggiran kota, apalagi di pedesaan/gunung kategorinya hanya nilai cukup. Mengapa?.

Prof Made Sudiana yang dalam Pokli Pembangunan Gubernur membidangi Pendidikan, Kesehatan dan Ketenagakerjaan mengatakan karena persoalan infrastruktur pendidikan itu sendiri. Di desa problem utama belajar via on line, tentu terganggu sinyal, dana dan peralatan. “Memang ada bantuan pulsa misalnya, tetapi sangat terbatas,” kata profesor asal Tabanan ini.

Baca juga :  Perumda TAB Tabanan Pastikan Pasokan Air Bersih Aman

Tetapi sekalipun demikian, berdasarkan survei kecil-kecilan di lingkungan terbatas, proses pendidikan selama masa wabah ini dianggap berjalan lancar. Bahkan ada guru memberikan tugas kepada siswanya terlalu berat karena berpatokan dengan target kurikulum yang ditentukan. Sementara suasana belajar berbeda dibandingkan jika diadakan di sekolah secara konvesional.

Sudiana mengatakan, banyak program pendidikan yang dilakukan Dinas Pendidikan dan Olahraga dipangkas, karena anggaran difokuskan untuk penanggulangan Corona. Kini sedang digarap protokol atau SOP baru, menghadapi situasi apa yang disebut dengan new normal, menuju Bali Era Baru.

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan sedang merancang rencana para siswa untuk belajar lagi di sekolah dengan ketentuan-ketentuan baru sesuai dengan yang ditentukan Satgas Gugus Covid-19 Pusat.

Sebagaimana dikatakan Sudiana, pola apa yang akan diterapkan, disesuaikan dengan protokol kesehatan dan tatanan era baru, sehingga para pelajar tidak menjadi korban Corona, karena wabah itu belum mereda.

Menurut Prof Sudiana, segala kelebihan dan kelemahan belajar lewat on line dengan melibatkan orangtua siswa, akan dipergunakan sebagai bahan menata pendidikan di masa depan.

“Bagaimana pun, zaman sekarang semua elemen bangsa termasuk bidang pendidikan, kesehatan dan ketenagakerjaan, harus memanfaatkan tehnologi informasi dan komunikasi. Kita tidak akan dapat terlepas dari kemajuan teknologi itu,” pungkas Sudiana yang kini masih aktif sebagai dosen pengajar. 021

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.