POSMERDEKA.COM, DENPASAR – Pelaksanaan Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI 2024 dia dua provinsi, Sumatera Utara (Sumut) dan Aceh sebagai tuan rumah bersama, tinggal menghitung hari. Multi event akbar empat tahunan itu, rencananya akan dibuka Pesiden Joko Widodo pada 8 September dan akan berlangsung hingga 20 September 2024.
PON 2024 akan mempertandingkan 67 cabang olahraga; 33 cabang digelar di Aceh dan 34 lainnya di Sumatera Utara. Sebagai tuan rumah, Sumut menargetkan bisa tembus 4 besar dengan bidikan 176 medali emas. Tentu peningkatan target sangat tajam, jika dibandingkan raihan Sumut pada PON XX di Papua, yang berada di peringkat 13 dengan raihan 10 emas, 22 perak dan 23 perunggu.
Untuk merealisasikan target tersebut, Penjabat (Pj) Gubernur Sumut Agus Fatoni meminta berharap KONI Sumut dapat menuntaskan target-nya dalam ajang PON XXI Aceh-Sumut Tahun 2024 dengan meraih sekitar 100 medali emas. “Mudah-mudahan bisa dicapai mendekati 176 emas. Target itu jangan sedikit. Cita-cita harus tinggi biar energinya besar,” serunya menyemangati
Agus juga mengajak seluruh elemen masyarakat untuk lebih proaktif atau bergerak cepat dalam persiapan. “Ini suatu kebanggaan kita, karena menjadi tuan rumah penyelenggaraan PON 2024. Harus lebih proaktif, jangan lagi menunggu, jangan buang-buang waktu,” ujar Agus Fatoni usai Rapat Koordinasi dengan KONI Sumut, di Medan, Jumat (28/6/2024).
Dia menekankan persiapan ajang olahraga nasional itu harus dimaksimalkan seluruh elemen masyarakat, mengingat waktu pelaksanaan hanya tinggal 72 hari lagi. “Dalam waktu 72 hari lagi, kita maksimalkan persiapannya, baik internal, pemerintah daerah, Forkopimda, atlet, pelatih, dan seluruhnya,” kata Agus, yang dilansir posmerdeka.com dari antaranews.
Menurutnya, dengan ditunjuknya Provinsi Sumut menjadi tuan rumah pelaksanaan PON XXI Aceh-Sumut Tahun 2024 akan berdampak positif pada ekonomi daerah. Selain itu, lanjut dia, hadirnya arena baru dapat menciptakan lapangan kerja baru, meningkatkan okupansi hotel dan restoran serta meningkatkan pendapatan UMKM sekitar.
Sementara itu, Ketua KONI Sumatera Utara John Ismadi Lubis melaporkan, PON 2024 mempertandingkan 67 cabang olahraga; 33 cabang di Aceh, 34 lainnya di Sumatera Utara.”Tiga besar langganan DKI, Jabar dan Jatim. Jadi target kita 100 emas untuk minimal masuk di rangking 4,” ujar Jhon Lubis.
Bagaimana Bali
Ambisi Sumut otomatis akan mengancam posisi Bali yang pada PON XX Papua menyegel peringkat kelima, dibawah Jawa Barat (Jabar), DKI Jakarta, Jawa Timur (Jatim) dan Papua selaku tuan rumah. Saat itu, Bali mendulang 28 medali emas, 25 perak dan 53 perungggu.
Bukan hanya Sumut saja, Kontingen Jawa Tengah (Jateng) juga mengancam posisi Bali. Saat di PON XX Papua, Jateng bercokol dibawah Bali di peringkat keenam dengan raihan 27 emas, 47 perak dan 64 perunggu, hanya terpaut 1 keping emas dengan Bali.
Kali ini, Jateng siap memberangkatkan sebanyak 758 atlet yang akan berlaga pada PON 2024. Semangat atlet Jateng juga dipompa Pj Gubernur Jateng Nana Sudjana, yang meminta seluruh atlet yang hendak berlaga di PON Aceh-Sumut agar mempersiapkan diri dengan baik sehingga mampu meraih prestasi yang ditargetkan.
“Kesiapan sudah semakin fokus. Saat ini sudah mulai pada sentralisasi pelatda kepada para atlet. Saat ini pelaksanaan pelatihan sudah dilakukan di beberapa tempat, yaitu Kota Semarang, Salatiga, Surakarta, Kudus, dan Magelang,” katanya, belum lama ini.
Berdasarkan babak kualifikasi PON XXI, total ada 851 atlet dari 61 cabang olahraga yang lolos ke PON XXI, namun hasil analisis KONI Jateng memutuskan hanya akan memberangkatkan 758 atlet untuk 60 cabang olahraga. “Nanti akan ada 60 cabor yang akan diikuti (kontingen Jateng), dari total 68 cabor yang dipertandingkan di PON Aceh-Sumut,” kata mantan Kapolda Metro Jaya tersebut.
“PON ini membawa nama baik daerah dan gengsi masing-masing daerah. Kami akan optimalkan. Pelaksanaan pelatihan akan terus kami perhatikan. Kami juga akan terus ‘monitoring’ dan ‘controling’ terkait pelatihan tersebut,” tegasnya lagi
Sementara itu, Ketua KONI Jateng Bona Ventura Sulistiana mengatakan target memperbaiki prestasi dan peringkat dari penyelenggaraan sebelumnya sudah dihitung dengan baik. Potensi tersebut cukup terbuka lebar, kata dia, karena ada sekitar 11 cabang olahraga yang berpotensi meraih medali bagi Jateng dipertandingkan pada PON Aceh-Sumut.
Bahkan, persiapan untuk menuju PON Aceh-Sumut sudah digelar sejak dua tahun terakhir. “Target kamj perbaiki prestasi dari PON Papua, itu terukur sekali, karena ada 10-11 cabor yang tidak dipertandingkan di Papua, padahal kami punya potensi, dan sekarang dipertandingkan di Aceh-Sumut,” katanya.
Sejumlah rival Bali sudah melakukan sentralisasi para atletnya, sementara atlet Bali masih menjalani latihan mandiri dibawah naungan Pengprov cabornya masing-masing. Karena keterbatasan anggaran yang diberikan Pemprov Bali, sentralisasi baru akan dilakukan beberapa minggu menjelang keberangkatan.
Mirisnya, KONI Bali konon, tidak akan memberikan pakaian bertanding untuk atlet PON seperti PON sebelumnya. Uang saku selama TC dikurangi. Jangan-jangan uang saku selama PON juga tidak akan sama dengan PON sebelumnya, padahal nilai uang sudah jauh berbeda. Nah…inilah problem kontingen Bali ke PON kali ini.
Meski demikian, Ketua Umum KONI Bali IGN. Oka Darmawan tetap mengusung target peningkatan raihan medali emas, dari 28 emas pada PON XX Papua menjadi 45 keping emas di PON XXI. Namun, dia mengelak menjawab ketika ditanya soal mempertahankan ranking kelima di PON Papua.
Ketika ditanya dari mana sumber 45 keping emas itu? ”Masih dari cabor perorangan, bahkan mayoritas. Kami juga mengandalkan beberapa cabor baru yang dipertandingkan seperti kabaddi dan woodball,” sebut Oka Darmawan.
Tetapi melihat persiapan yang dilakukan, banyak pihak meragukan target KONI Bali bisa tercapai. Tidak jarang juga yang mempertanyakan komitmen pemerintah daerah terhadap olahraga yang dinilai belum memadai. Olahraga dianggap seperti tidak prioritas dalam program pembangunan daerah. Olahraga selalu dianggap pelengkap.
Dari sumber dipercaya, KONI Bali konon mengajukan anggaran Rp200 milyar untuk PON XXI, namun hanya diberikan seperempatnya Rp50 milyar. Wajar KONI Bali keblinger mengatur anggaran yang sangat terbatas itu. yes