GIANYAR – Fasilitas pengelolaan material sampah di Banjar Belong, Desa Taro, Tegallalang yang diresmikan Bupati Gianyar, Made Mahayastra, awal Juni lalu, menghasilkan pupuk organik untuk kali pertama. Pengelolaan material sampah ini menampung 14 banjar di Desa Taro, dengan seminggu dua kali diangkut satu truk sampah. Hal itu disampaikan Perbekel Desa Taro, I Wayan Warka; saat menerima kunjungan Ketua TP PKK Gianyar, Surya Adnyani Mahayastra, di fasilitas pengelolaan material sampah itu, Rabu (7/10/2020).
Warka didampingi Manajer Fasilitas, Dedi Sutrisna, menguraikan, untuk saat ini pengangkutan sampah di 14 banjar masih bisa ditangani. Hari Senin, Selasa dan Rabu diambil sampah nonorganik, dan selanjutnya sampah organik. Agar lebih lancar, dia berharap bisa menambah satu armada pengangkut lagi.
Untuk sosialisasi di masyarakat, sambungnya, karena keburu pandemi, akhirnya tidak bisa dilakukan. Pihak desa saat ini baru mulai membuat perarem mengenai masalah sampah. “Untuk kelancaran operasional, kami berharap bantuan mesin pengayak, karena selama ini masih menggunakan pengayak secara manual,” pintanya.
Dedi Sutrisna menambahkan, pihaknya ingin mengedukasi masyarakat agar mulai sadar lingkungan dengan motto “sampahmu adalah tanggung jawabmu”. Dengan begitu, sebutnya, semua masyarakat ikut bertanggung jawab dengan sampah yang dihasilkan.
Setelah sampah dikumpulkan di tempat pengelolaan sampah, terangnya, akan dipilah lagi untuk selanjutnya diproses menjadi kompos. Kompos akan diolah lagi, dicampur dengan kotoran hewan. Kebetulan Desa Taro memiliki lembu putih, yang kotorannya akan dicampur dengan kompos.
Karena tidak ada bahan kimia, Sutrisna berujar, pengolahan dari sampah hingga menjadi pupuk siap pakai memerlukan waktu hampir tiga bulan. Sari sampah yang dipilah dan diolah hanya menyisakan 20 persen residu untuk dibawa ke TPA Temesi. Karena 80 hingga 90 persen sampah bisa dikurangi, , strategi ini juga membantu mengurangi volume sampah di TPA Temesi. “Edukasi dilakukan kepada masyarakat maupun petani agar menggunakan pupuk organik hasil olahan fasilitas pengelolaan sampah Desa Taro ini,” ulasnya.
Surya Adnyani Mahayastra berkata, TP PKK Gianyar selalu memotivasi apa yang dilakukan masyarakat di Desa Taro. Yang terpenting adalah bagaimana menggerakkan masyarakat, khususnya ibu-ibu rumah tangga. Sebab, jelasnya, penyumbang sampah terbesar adalah dari rumah tangga. Yang terpenting juga bagaimana memilah sampah dari rumah tangga.
Jika sampah dipilah, ungkapnya, ketika tiba di pengelolaan sampah bisa langsung diolah. Konsep yang diterapkan adalah sampah di desa selesai juga di desa, dan ketika sudah menjadi pupuk, ini akan diserahkan kembali pada masyarakat setempat. Ini membuat tanah tetap subur dan mengurangi penggunaan pupuk kimia. “Konsepnya yang benar kita tidak menggeser sampah, tapi sampah kita olah di desa dan hasilnya untuk desa setempat,” tegasnya.
Pada kesempatan yang sama Surya Adnyani juga mengunjungi Kebun Organik Desa Taro di Desa Taro Kaja. Di kebun organik tersebut ditanam bibit bantuan Hatinya PKK, dan dia melakukan panen sayur-sayuran seperti terong, cabe, kangkung dan pare. Sesuai namanya, kebun ini menggunakan pupuk organik secara keseluruhan.
Turut mendampingi pada kunjungan tersebut, Kepala Dinas DPMD Gianyar, Dewa Ngakan Ngurah Adi; Plt Kepala Dinas Lingkungan Hidup Gianyar, I Wayan Kujus Pawitra; Kepala Bank BPD Bali Cabang Gianyar, I Ketut Bagus Ariana, dan pengurus TP PKK Gianyar. 011