Pasar Gotong Royong Pertemukan Pembeli Langsung dengan Petani

SEKDA Bali Dewa Indra didampingi Kadis Pertanian IB Wisnuardhana saat memberikan keterangan kepada awak media. Foto: alt
SEKDA Bali Dewa Indra didampingi Kadis Pertanian IB Wisnuardhana saat memberikan keterangan kepada awak media. Foto: alt

DENPASAR – Pasar Gotong Royong Krama Bali ini adalah salah satu bentuk respon Pemprov Bali terhadap dampak pandemi Covid-19. Hal tersebut diungkapkan Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Bali Dewa Made Indra saat meninjau Pasar Gotong Royong di Dinas Pertanian Provinsi Bali, Jumat (7/8/2020).

‘’Seperti kita ketahui, masyarakat kita sebagian besar merasakan dampaknya. Perekonomian kita mengalami kontraksi yang cukup hebat, yakni minus 1,14 persen di triwulan I dan di triwulan II turun minus 10,98 persen,’’ tuturnya.

Bacaan Lainnya

Menurutnya, perekonomian yang turun tersebut sangat dirasakan oleh masyarakat Bali. Oleh karena itu, Gubernur Bali, Wayan Koster, membuat kebijakan bagaimana membantu sebagian masyarakat, khususnya para petani lokal.

“Produk-produk pertanian ini dahulu banyak terserap ke hotel maupun restoran ketika pariwisata sedang naik. Namun sekarang pariwisata yang sedang turun drastis, maka serapan produk pertanian kita kan berkurang. Karena itu, maka diarahkan kepada kelompok masyarakat yang tidak terdampak dalam situasi pandemi ini, yakni para ASN, TNI, Polri, dan karyawan bank untuk membantu menyerap produk-produk pertanian kita,” bebernya.

Dikatakannya, Pasar Gotong Royong Krama Bali ini untuk mempertemukan para petani lokal dengan para ASN, sehingga produk mereka bisa terserap. “Jadi para ASN mendapatkan produk pertanian yang segar dan tentunya harga yang lebih murah. Karena tempat mereka berjualan disiapkan oleh kantor pemerintahan dan tidak berbayar, sehingga biaya yang dikeluarkan pedagang lebih rendah,” ungkap Sekda.

Baca juga :  Karena Ini, Lima Guru di Kintamani Batal Divaksin Covid-19

Sedangkan terkait mewajibkan ASN berbelanja minimal 10 persen dari gaji per bulan, Sekda yang juga mantan Kalaksa BPBD Bali ini menjelaskan bahwa para kepala OPD yang mengawalnya. “Jadi mereka memiliki catatan tersendiri untuk mengawasi itu. Tapi lebih dari itu kan tidak masalah,” ujarnya.

Dewa Indra menambahkan, untuk Pasar Gotong Royong Krama Bali di hari perdana ini berlangsung di 25 titik di lingkup Pemprov Bali. “Memang jumlah OPD 44, tetapi kan ada OPD yang kecil dengan jumlah pegawai sedikit seperti di Kantor Gubernur, cukup satu kendatipun ada enam biro. Begitu juga dinas-dinas lain yang pegawainya sedikit, kita juga minta bergabung agar lebih efisien, karena kasihan pedagangnya datang tetapi pembelinya sedikit,” tandasnya.

Sementara untuk di instansi vertikal, lanjut dia, ada di 18 titik. “Ada beberapa instansi vertikal yang memohon hari ini (kemarin-red) tidak bisa melakukan pasar ini karena sedang menyiapkan pedagang dan tempat. Jadi minggu kedua, 14 Agustus mendatang mereka siap. Jadi ini tidak dipusatkan. Akan tetapi yang terbesar ada di Kantor Gubernur,” sebutnya seraya mengatakan, di beberapa perguruan tinggi juga ada Pasar Gotong Royong ini.

Kepala Dinas Pertanian Provinsi Bali, IB Wisnuardhana, menambahkan, pasar ini dipersiapkan sejak dua minggu lalu. Di mana pihaknya menyiapkan pedagang sebanyak 434 pedagang untuk berjualan di 25 titik di lingkup OPD Pemprov Bali dan 18 di instansi vertikal. “Kesulitannya untuk mengatur para pedagang. Karena ada beberapa pedagang yang tidak mau berjualan di tempat yang kami sediakan. Namun setelah mereka saya berikan pengertian, mereka pun akhirnya mau menerimanya,” pungkasnya. alt

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.