Optimalkan Lahan, Petani Kapas Karangasem Pilih Tumpang Sar

PETANI kapas di Banjar Dinas Tegallanglangan, Desa Datah, Kecamatan Abang, Kabupaten Karangasem memilih pertanian tumpang sari. Foto: ist

POSMERDEKA.COM, KARANGASEM – Sebagian besar petani kapas di Banjar Dinas Tegallanglangan, Desa Datah, Kecamatan Abang, Kabupaten Karangasem memilih pertanian tumpang sari. Dalam satu lahan tidak hanya ditanami kapas, tapi juga jagung, kacang tanah hingga sawi.

Mangku Sari, salah seorang petani kapas, mengaku memilih tumpang sari. Jika hanya mengandalkan dari kapas, dia berkata tidak cukup untuk membiayai kebutuhan hidup sehari-hari. Apalagi panen kapas butuh waktu cukup lama.

Bacaan Lainnya

“Kalau kami hanya menunggu panen kapas, sebelum panen kami makan apa? Jadi, saya dan petani lainnya di sini kompak melakukan tumpang sari. Apalagi umur tanaman jagung juga tidak lama,” tuturnya, saat ditemui di kediamannya di pesisir Pantai Batubelah, Selasa (11/4/2023).

Hal senada dikatakan petani kapas lainnya, I Nyoman Dayuh. Dia bertutur tumpang sari dipilih karena tidak bisa hidup jika hanya mengandalkan dari kapas. Panen kapas butuh waktu enam bulan, itu pun kalau cuaca bagus. Kalau cuaca tidak bersahabat bisa mundur lagi panennya, belum lagi kendala lainnya.

“Waktu ini saat saya menanam bibit kapas, yang mau tumbuh hanya beberapa saja, sisanya nggak mau tumbuh karena bibitnya rusak. Jadi, saya minta lagi ke pemerintah, kemudian saya tanam lagi, baru mau tumbuh,” kisahnya.

Baca juga :  Polres Bangli Atensi Pesta Miras Saat “Pengrupukan”

Selama ini, dia berujar seluruh petani kapas di wilayahnya masih dibantu bibit dan pupuk dari pemerintah. Tapi jika seandainya bantuan bibit dan pupuk tidak ada lagi, mungkin petani kapas tidak ada lagi menanam kapas.

“Kalau tidak ada bantuan bibit dan pupuk dari pemerintah, susah kami menanam kapas. Karena kami juga butuh modal, mengingat harga kapas walaupun tetap ada yang beli, tapi kadang-kadang murah,” keluhnya.

Sebenarnya, Pemkab Karangasem menginstruksikan para petani kapas tidak melakukan tumpang sari, karena dapat membuat tanaman kapas tidak maksimal tumbuh dan panen. Namun, beberapa petani kapas mengatakan tidak apa-apa, karena sudah mencoba dan hasilnya sama saja. Yang penting cuacanya cerah.

Kepala Dinas Pertanian, Pangan dan Perikanan Kabupaten Karangasem, I Nyoman Siki Ngurah, terkait para petani kapas memilih untuk tumpang sari, dia sempat berkoordinasi dengan para petani. “Mereka tumpang sari karena menyangkut kebutuhan hidup sehari-hari juga. Jika mengandalkan dari kapas saja tidak bisa,” jelasnya.

Selama para petani kapas mengikuti aturan tanam tumpang sari yang diberikan penyuluh, seperti jarak antar-tanaman berapa, perawatannya seperti apa, maka hasilnya pasti akan baik. Intinya, tidak mempengaruhi tanaman kapas untuk berkembang.

“Para petani kapas bisa lebih sejahtera dengan tumpang sari. Jadi, setelah panen jagung dan yang lainnya, setelah itu langsung panen kapas. Tidak ada pengaruhnya selama para petani mengikuti aturan tanamnya,” tegas Siki Ngurah. nad

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.