BANGLI – Animo masyarakat Kabupaten Bangli mengunjungi perpustakaan daerah (perpusda) dinilai belum optimal. Turunnya kunjungan masyarakat maupun pelajar ini lantaran masih minimnya koleksi buku, dan jauhnya lokasi kantor dari pusat kota.
Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Bangli, I Wayan Sugiarta, Senin (3/8) tidak menampik kunjungan ke Perpustakaan Bangli gedung eks TK/SD bertaraf internasional, Kelurahan Kubu belakangan ini belum optimal. “Malah beberapa hari ini nyaris tidak ada, apalagi saat mulai pandemi Covid- 19 tambah sepi lagi. Hanya satu sampai dua orang per hari berkunjung,” ujarnya.
Belum optimalnya kunjungan itu, sebutnya, dipengaruhi koleksi buku yang masih minim, serta lokasi kantor yang jauh dari kota. Sugiarta membandingkan saat perpusda berlokasi di Terminal Loka Crana, di mana kunjungan hampir mendekati 50 orang per hari. Begitu dipindahkan ke Kubu, kunjungan menurun jadi rata-rata 10 orang per hari. “Idealnya perpustakaan ada dekat kota, karena gampang terjangkau,” tambahnya.
Disinggung upaya meningkatnya kunjungan, dia berkata setelah kondisi normal seperti semula, di samping akan survei ke sekolah-sekolah di Bangli, juga akan membentuk duta baca, duta dongeng, satua bali maupun lomba membuat makalah. Itu untuk merangsang siswa mencari referensi ke perpustakaan.
Koleksi buku yang menjadi kebutuhan siswa, sampai saat ini hanya 4.326 buku dan kebanyakan buku novel. Dia juga berupaya meningkatkan penataan di perpustakaan dengan menambah fasilitas seperti wifi atau kelengkapan lain. Meski sekarang sudah ada wifi, tapi karena masih kondisi belajar di rumah, makanya jarang ada yang berkunjung.
Sudiana bilang untuk tahun 2020 instansinya mendapat anggaran Rp700 juta. Dari jumlah itu, hanya Rp45 juta bisa digunakan pengadaan buku, selebihnya untuk pembiayaan perpustakaan keliling dan keperluan lain di kantor. Dia berharap ke depan anggaran pengadaan buku bisa ditambah, dan mampu menumbuh-kembangkan minat baca dan tulis para siswa dan guru. 028