POSMERDEKA.COM, MANGUPURA – Dibalik Kegagalan Kontingen Bali merealisasikan target meraih 45 medali emas pada PON XXI Aceh-Sumut, Ketua Umum KONI Badung Made Nariana justru sumringah. Lho kok bisa…?
Pasalnya, para patriot olahraga dari Kabupaten Badung sukses melewati target yang dicanangkan KONI Badung. ”Sebelum para atlet Badung berangkat ke PON XXI, kami KONI Badung menargetkan bisa meraih 20 medali emas dari 45 emas yang dipatok KONI Bali,” ucap Nariana saat dihubungi posmerdeka.com, Jumat (20/9/2024) malam.
Dalam perjalanannya sampai PON XXI berakhir, Kontingen Bali hanya berhasil mengumpulkan 36 emas, 38 perak dan 60 perunggu alias gagal merealisasikan target 45 medali emas. Disisi lain, dari 36 emas itu, hampir 75% atau tepatnya 26 medali emas disumbangkan para atlet Badung. Total atlet Badung mendulang 26 medali emas, 9 perak dan 14 perunggu.
”Astungkara, bisa melewati target dari 20 emas yang kami patok sebelumnya. Terima kasih untuk para patriot olahraga Badung atas sumbangsihnya untuk kontingen Bali pada ajang PON XXI,” ucap Nariana yang selalu setia mendampingi sekaligus mensuport para atlet Badung saat berlaga di PON XXI.
Nariana memberi rincian, dari 26 medali emas itu, 50 persennya (13 emas) disumbangkan atlet Badung yang tampil di nomor perorangan. Sisanya dari nomor double (ganda) dan beregu. Kemudian, dari 9 medali perak, 5 diantaranya diraih dari nomor perorangan. Sisisanya ada di nomor ganda dan beregu.Selanjutnya 14 perunggu, 10 diantaranya dari nomor perorangan dan sisanya dari nomor beregu.
Nariana menuturkan, target yang dirancang KONi Badung untuk PON XII dibuat dengan perhitungan sangat cermat berdasarkan sejumlah aspek penting, termasuk rekam jejak atlet. ”Jadi target yang kami buat, tidak asal-asalan. Apalagi ABS (asal bapak senang, -red),” tegasnya.
”Kami di KONI Badung punya tim monev (monitoring dan evaluasi). Tim inilah yang bertugas secara rutin memantau perkembangan atlet dalam menjalani latihan sekaligus memberi motivasi atlet,” ungkap Nariana yang juga mantan Ketua Umum KONI Bali ini.
Yang tak kalah penting, lanjut Nariana, adalah dukungan Pemkab Badung dalam hal ini Bupati Nyoman Giri Prasta. Terlebih sebelum berangkat ke PON XXI, para atlet yang meraih medali emas dijanjikan mendapat bonus Rp60 Juta. ”Soal bonus jadi salah satu faktor sangat penting dalam meraih prestasi,” imbuhnya.
Mengomentari kegagalan Kontingen Bali mencapai target? Nariana mengatakan, hasil yang diperoleh kontingen Bali sebenarnya sudah dalam jalur yang benar, sudah masuk akal, tapi justru target yang dirancang KONI Bali kelewatan. ”Sebelum PON XXI dimulai, sudah beberapa kali saya katakan, saya pesimistis soal target 45 emas itu,” ungkapnya lagi.
Kenapa? ”Bali harus menakar ada dua provinsi tuan rumah (Aceh dan Sumut), mereka ”harus” bercokol di 5 atau 6 besar. Dalam hajatan multi event seperti PON ini, tuan rumah selalu punya kewenangan yang tak masuk akal. Makanya olahraga Indonesia susah maju karena ada kompromi di atas meja dan di lapangan,” bebar Nariana.
Selain itu, lanjut Nariana, ada cabang olahraga (cabor) yang atletnya tidak solid atau kurang kompak, baik saat bertanding maupun di luar lapangan. ”Soliditas merupakan faktor sangat penting dalam sebuah perjuangan di dunia olahraga,” tegas Nariana yang juga wartawan senior dan mantan Ketua PWI Cabang Bali ini.
Kini setelah PON XXI usai, lanjut Nariana, KONI Badung mulai fokus mempersiapkan para atlet yang akan mewakili Kontingen Badung, menghadapi Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Bali 2025. Badung bertekad mempertahankan gelar juara umum Porprov untuk kesepuluh kalinya. yes