POSMERDEKA.COM, DENPASAR – Bakal calon anggota DPD RI, Wayan Geredeg, buka suara sedikit soal strateginya menjejak palagan kontestasi DPD RI Dapil Bali. Suntikan dukungan dari anggota DPD RI petahana, Made Mangku Pastika dan AA Gde Agung, membuatnya optimis merebut satu dari kuota empat kursi yang tersedia. ‘’Optimis, beliau berdua memberi dukungan dan informasi (pemetaan lumbung suara),” cetusnya usai mendaftar di KPU Bali, Selasa (9/5/2023).
Tidak hanya mengandalkan dukungan Pastika dan Gde Agung, dia kembali mengulang pengalaman dan rekam jejak sebagai Bupati Karangasem periode 2005-2015 dijadikan modal utama. Hanya dalam waktu dua tahun, sebutnya, Karangasem yang semula dengan tingkat kemiskinan 37 persen bisa diangkat dari kubangan status daerah tertinggal. Jika tidak bisa diturunkan, pemerintah pusat tidak akan memberi kategori daerah maju.
“Itu kan ada kriterianya seperti infrastruktur, PAD, pendidikan, termasuk pemberantasan buta huruf dan sebagainya,” terangnya didampingi istri dan anaknya yang menjabat anggota DPRD Bali, Yuli Artini.
Meski rekam jejak berhasilnya berskala kabupaten tapi kini harus berkompetisi lingkup Bali, sembari tersenyum Geredeg menyuarakan optimismenya merebut satu kursi. “Kalau mau bertarung tidak boleh setengah-setengah, saya ada keyakinan menang. Ini beberapa bulan sudah keliling seluruh Bali,” sambung kader Partai Golkar tersebut.
Disinggung safari politik ke Gde Agung, dia berujar Gde Agung salah satu teman baik yang ikut mendorong ke DPD RI. Hubungan baik terjalin ketika sama-sama menjabat Bupati pada periode yang sama, kendati pendapatan Badung jauh di atas Karangasem. Geredeg juga memuji konsistensi Gde Agung yang tidak mengundang atau menerima bakal calon DPD selain dirinya.
“Beliau konsekuen mendorong saya. Ya tentu mendorong itu setelah beliau mundur, masa sebelum mundur?” kelakarnya.
Selain Gde Agung, dia juga menyebut menghadap Mangku Pastika sebelum resmi jadi bakal calon. Menurutnya, kedua sosok itu memiliki lumbung suara yang besar. Apalagi keduanya tokoh politik yang menjadi simbol di Bali.
“Astungkara beliau memberi informasi dan dukungan. Sekarang kembali ke publik, rela atau tidak? Yang jelas kami berharap bisa mewakili rakyat Bali ke DPD RI,” sambungnya.
Apa keistimewaan DPD RI sehingga menarik hasrat mantan eksekutif untuk berlaga? “Itu kembali ke orangnya. Seperti saat jadi Bupati, ini bisa dipakai menjajaki peluang untuk dapat program ke pusat. Tentu bekerja sama-sama dengan DPRD, tidak bisa sendiri,” tandasnya.
Ketua KPU Bali, I Dewa Agung Gede Lidartawan, menambahkan, sampai dengan Selasa (9/5/2023) sudah ada 12 dari 18 bakal calon DPD RI yang mendaftar. Enam sisanya masih ditunggu mendaftar sampai Minggu (14/5/2023). Rabu (10/5/2023) mulai ada partai politik (parpol) yang mendaftar yakni Nasdem dan PKS. Kamis (11/5/2023) PDIP dijadwalkan mendaftar. Jadwal parpol lainnya akan diumumkan kemudian.
Bagi parpol yang mendaftar membawa massa, dia mengimbau agar membuat suasana senyaman mungkin selayaknya pesta. “Jangan buat seram, jangan bikin masyarakat takut, apalagi membuat masyarakat susah. Mohon kalaupun ada massa, tolong tertib, dan kami berikan maksimal 12 orang yang masuk ke ruangan,” paparnya.
Sampai kini, sambungnya, berkas pendaftaran yang diserahkan ke KPU lancar-lancar saja. Itu menandakan parpol maupun calon perseorangan mulai memahami penjelasan KPU di bagian Helpdesk sebelum mendaftar.
“Semua syarat kami sampaikan agar beres dulu, kasihan kan ditolak lagi kayak kemarin. Makanya parpol atau DPD agar konsultasi dulu ke kami, toh tidak bayar. Kami ingin kandidat kelihatan siap di masyarakat. Kalau masih salah-salah gitu kan nggak enak,” katanya memungkasi. hen