Koalisi Lima Partai Sepakat Patahkan Hegemoni PDIP

PARA pimpinan lima parpol yang sepakat koalisi saat rapat di kantor DPD Partai Demokrat Bali, Jumat (5/6/2020). Foto: Ist
PARA pimpinan lima parpol yang sepakat koalisi saat rapat di kantor DPD Partai Demokrat Bali, Jumat (5/6/2020). Foto: Ist

DENPASAR – Koalisi besar dari lima partai yakni Golkar, Nasdem, Hanura, Demokrat dan PSI resmi dibentuk untuk Pilkada 2020. Meski belum ada nama resmi, mereka sepakat menjadikan koalisinya sebagai kendaraan politik bagi tokoh yang memiliki kapabilitas dan elektabilitas untuk menantang hegemoni PDIP. Kesepakatan itu dirumuskan saat pertemuan di kantor DPD Partai Demokrat Bali sebagai tuan rumah, Jumat (5/6/2020).

Dalam pertemuan itu, hadir Ketua DPD Demokrat Bali, Made Mudarta; Ketua DPD Golkar Bali, Nyoman Sugawa Korry; Ketua DPW Nasdem Bali, IB Oka Gunastawa; Ketua DPD Hanura Bali, Made Arimbawa; dan Sekretaris DPW PSI Bali, Cokorda Ngurah Dwi Satria Wibawa. Ada tiga hal utama yang disepakati yakni, pertama, membentuk koalisi bersama menghadapi Pilkada 2020 untuk mengusung pasangan calon (paslon) dan koalisi di legislatif di DPRD Bali dan kabupaten/kota. Kedua, membentuk tim kerja merumuskan hal teknis koalisi. Ketiga, deklarasi koalisi setelah hal teknis dirumuskan.

Bacaan Lainnya

Mengenai pilihan Demokrat masuk koalisi ketimbang bergabung dengan PDIP yang berkuasa di lima kabupaten/kota, Mudarta menegaskan politik harus menyajikan titik keseimbangan baru. Jika hanya mencari kenyamanan berkuasa, tugas parpol melahirkan pemimpin akan terhapus. “Kami ingin keseimbangan baru. Kalau ada keseimbangan, pemimpin akan kerja maksimum untuk memikirkan kesejahteraan rakyat,” tegasnya.

Baca juga :  Hari Pertama PPKM, Petugas Masih Temukan Pelanggaran Prokes

Bukti keseriusan mewujudkan pandangan itu, dia berkata Demokrat tidak memasalahkan apakah nanti paslon yang diusung merupakan kader Demokrat atau tidak. Yang diharap adalah tersedia calon alternatif yang terbaik dengan popularitas dan elektabilitas tinggi, serta disukai masyarakat. Namun, dia tak memungkiri Demokrat akan mengajukan calon sendiri ke koalisi. “Nanti akan disurvei juga, siapa terbaik dia akan diusung,” urainya.

Mengenai sikap Demokrat di Badung yang bergabung dengan PDIP, Mudarta beralasan itu adalah aspirasi di DPC. Meski begitu, keputusan akhir tetap ada di DPP dan bergantung hasil survei juga. Kata dia, politik itu dinamis, dan pandemi Covid-19 ini akan membuat masyarakat berpikir ulang memilih pemimpin. Dia menjamin spirit di DPD Demokrat akan sama dengan di seluruh DPC yang akan pilkada.

“Kalau paslonnya tidak tepat dan potensinya sulit menang, DPP tentu akan mempertimbangkan lain. Koalisi ini belum ada tanda tangan, masih dibahas. Ada parpol lain juga ingin bergabung, sedang menyusul,” cetusnya.

IB Oka Gunastawa menambahkan, dia bersyukur lima parpol komitmen membentuk koalisi besar. Pilkada dipandang penting untuk melahirkan pemimpin yang dapat memenuhi harapan lebih baik untuk masyarakat, dan itu yang akan ditawarkan koalisi ke masyarakat. “Ini koalisi terbuka, kami siap membuka diri. Nama koalisi masih disiapkan,” serunya bersemangat.

Senada dengan Mudarta, dia mendaku tidak ada yang menonjolkan ego dalam menentukan paslon yang akan diusung. Yang dicari adalah calon terbaik untuk menjadi pemimpin rakyat, bukan sekadar kepala daerah yang menjadi pemimpin untuk partainya saja. Pandangan itu sebagai evaluasi agar kepala daerah menjadi milik bersama rakyatnya. “Kami mohon dukungan rekan-rekan juga,” kata Sugawa Korry menimpali. hen

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.