KIM Plus Jembrana Tetap Usung Tamba-Ipat, Tapi…

Made Suardana. Foto: ist
Made Suardana. Foto: ist

POSMERDEKA.COM, DENPASAR – Konstelasi politik untuk Pilkada Jembrana 2024 menghangat setelah mantan Bupati Jembrana, Gde Winasa, keluar dari LP Negara. Wakil Bupati Jembrana yang juga anak Winasa, Ngurah Patriana Krisna alias Ipat, terdeteksi kemungkinan “lompat pagar” ke PDIP. Perkembangan terbaru itu pula membuat Koalisi Indonesia Maju (KIM) di Jembrana menyiapkan skenario lain jika benar Ipat hengkang.

Ketua DPD Partai Golkar Jembrana, Made Suardana, menuturkan, saat ini di politik seperti tidak ada idealisme, atau seseorang sulit mempertahankan kepercayaan yang diberikan. Pernyataan lisan dan tertulis tidak menjamin apa-apa. “Hasil rapat kemarin, Golkar tetap mendukung Ipat dengan Tamba, dan rencananya deklarasi pada tanggal 12 Juli mendatang,” katanya saat dihubungi, Senin (8/7/2024).

Bacaan Lainnya

Namun, sambungnya, ada dinamika baru terkait manuver Ipat yang dimaknai mendekat ke PDIP melalui Ketua DPC PDIP Jembrana, Kembang Hartawan. Melihat situasi itu, Golkar menyusun skenario lain jika sekiranya Ipat benar-benar hengkang ke PDIP. Hanya, skenario itu baru akan bisa diputuskan berjalan atau tidak melihat bagaimana sikap Ipat sampai 12 Juli nanti.

Ya kami menunggu Ipat datang atau tidak nanti. Kalau datang ya kami deklarasi Tamba-Ipat, kalau tidak ya kami memutuskan untuk tetap mengusung Pak Tamba sebagai calon Bupati. Untuk calon Wakil Bupati masih dikoordinasikan sesuai yang terbaik menurut KIM,” terangnya.

Baca juga :  Vaksinasi di Karangasem Sasar 16 Ribu Lebih

“Sudah mengerucut ke Tamba, soal Ipat (diisukan) lompat pagar itu kami tidak lihat. Kalau memang lompat (ke PDIP) berarti ada dusta di antara kita. Padahal sebelumnya Ipat bersama Tamba, makanya KIM deklarasi dukung Ipat,” terang anggota Komisi III DPRD Bali itu.

Disinggung kemenangan paket Tamba-Ipat pada Pilkada 2020 karena “menjual” wacana keemasan Jembrana era Winasa, Suardana tidak memungkiri. Namun, dia tidak yakin wacana itu akan memberi insentif elektoral jika kemudian dipakai PDIP yang kini menjadi pelabuhan politik Winasa. Alasannya, setiap zaman ada orangnya, dan setiap orang ada zamannya. Semua berubah mengikuti perkembangan dan perubahan pola pikir.

“Rakyat sekarang tidak mau janji program, mau yang realita. Kemarin Ipat ada di pemerintahan, toh sama saja (tidak mampu mewujudkan keemasan di era Winasa). Masyarakat yang merasakan, sekarang mau perubahan mengikuti pemerintahan pusat (yang akan dinakhodai pemimpin dari KIM),” paparnya.

Yang pasti, ulasnya, Golkar tidak mau tercoreng karena perilaku orang. Ipat dulu dinilai terbaik, ternyata setelah diusung tidak dipegang secara pribadi. Malah ada foto Ipat bersama Kembang Hartawan, dan Winasa menyebut akan mendukung yang bisa bantu membebaskan dari penjara. Konteks itu, tegasnya, dibaca bahwa Ipat dipinang oleh PDIP yang merupakan calon kompetitor di Pilkada Jembrana.

“Yang jelas saya tetap proses (pencalonan). Kalau dipilih Golkar, kami akan tetap ikuti sesuai petunjuk dan rekomendasi partai,” pungkasnya. hen

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.