POSMERDEKA.COM, SIDOARJO – Ketua Umum (Ketum KONI Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur Dr. Franki Efendi SE. MH, berbicara keras terhadap keinginan Menpora, bahwa cabang olahraga (cabor) yang akan dipertandingkan di PON NTB-NTT 4 tahun lagi (2028), adalah cabor yang dimainkan di Olimpiade. Apa ini gagasan nasionalis atau patriotis?.
”Membangun olahraga di Indonesia, bukan semata-mata demi kepentingan internasional atau Olimpiade. Tujuan pembinaan olahraga Indonesia adalah membangun fisik dan mental anak-anak muda supaya mereka cinta tanah air, membangun karakter mereka, sehingga tidak sampai dirusak narkoba dan sejenisnya,” kata Dr. Franki Efendi, saat menerima studi komparasi Pengurus KONI Kabupten Badung (Bali) di ruang rapat KONI Sidoarjo Senin (18/11/2024) lalu.
Ia mengatakan, kalau Indonesia hanya mengutamakan mengembangkan olahraga yang hanya dipertandingkan di Olimpiade, mau dibawa kemana anak-anak kita. Bagaimana pun anak-anak (generasi muda) yang tekun berolaharaga – akhirnya juga ingin mendapat tempat bertanding di event yang lebih tinggi. Kalau dibatasi hanya untuk menuju Olimpiade, banyak atlet cabor akan menjadi korban.
Franki minta, Menpora lebih banyak belajar mengenai olahraga Indonesia. Tujuan PON, selain mencari menunjukkan prestasi atlet di banyak cabor, juga bertujuan menjaga persatuan dan kesatuan bangsa lewat olahraga.
Seharusnya, tambah dia, sistem pelaksanaan PON lebih dulu diperbaiki. Jangan ada pelaksanaan yang kurang fair. Sebab, siapa yang menjadi tuan rumah selalu dimenangkan masuk 5 atau 7 besar. Begitu tidak menjadi tuan rumah, langsung drop menjadi rangking di bawah 10 besar.
“Sebabnya apa, karena di mana tuan rumah PON, di sanalah nomor tidak terukur atau nomor terukur sekalipun, lebih banyak memihak dan memenangkan tuan rumah. Tuan rumah PON seharusnya hanya dibantu membangun venues baru, bukannya memenangkan atlet dengan cara tidak fair. Ini dulu diperbaiki Menpora dan Ketum KONI Pusat. Jangan membatasi nomor cabor yang hanya menuju Olimpiade,” tegas Franki dengan nada keras.
Ia berulang kali mempertanyakan, kalau olahraga berpatokan dengan cabor Olimpiade, mau dibawa kemana anak-anak kami? Apa dibiarkan mereka terlibat dan kena narkoba? Apa ini yang diinginkan Menpora?
“Kita tidak mengurangi prestasi yang perlu ditunjukkan di Olimpiade. Namun kegiatan olahraga dalam negeri, tetap harus membantu cabor apa pun digemari masyarakat, guna diberikan tempat lebih tinggi sehingga atlet dapat menunjukkan prestasinya,” pungkas Franki Efendi, asal Madura itu.
Sebelumnya Ketua Umum KONI Badung Made Narianajuga menyatakan, tidak setuju dengan gagasan Menpora yang juga diamini Ketua Umum KONI Pusat, bahwa PON NTB dan NTT nanti hanya memainkan cabor yang dipertandingkan di Olimpiade. “Cara itu akan merugikan banyak anak-anak yang main di cabor lain di luar cabor Olimpiade,” kata Made Nariana. (*)