DENPASAR – Sejumlah Kelompok Ahli (Pokli) Pembangunan Gubernur Bali (Pokli Pembangunan Gubernur) menantang Sekjen DPP Partai Hanura Pasek Suardika dan Ketua DPD Hanura Kadek Arimbawa (Lolak), diskusi soal penanganan Covid-19 alias virus Corona yang dilakukan pemerintah provinsi Bali.
Prof. Gelgel, Prof Made Sudiana dan Made Arimbawa SH, tiga anggota Pokli Gubernur Bali merasa jengah dan marah dengan “omelan” dua tokoh Hanura tersebut di sejumlah media yang terbit di Bali.
Begitu ngembakgeni dini hari Kamis (26/3/2020), ketiganya menelepon wartawan supaya membantah dan mengklarifikasi ocehan miring dua tokoh parpol tersebut di media massa.
Sebelumnya Ketua DPD Hanura Bali Kadek Arimbawa alias Lolak mengatakan, pemerintah Bali gabeng menangani Corona. Sementara Sekjen DPP Hanura asal Bali Gde Pasek Suardika menyebut Bali gagap menghadap Corona di Bali.
Bagi aparat di Bali dan sejumlah pedamping Gubernur, tentu saja tuduhan itu dianggap mengada-ada dan berlebihan. Mereka dianggap melakukan pecitraan dan mencari panggung politik untuk mengenalkan diri dan partainya.
“Saya kira Gubernur dan jajaran Pemprov Bali tidak anti kritik. Namun hendaknya dilakukan dengan rasional, dan melihat kenyataan, apa yang telah dilakukan, begitu mulai merebaknya Corona di Bali sebagai destinasi wisata internasional,” kata Prof Sudiana, asal Tabanan itu, dan dibenarkan rekannya Prof Gelgel dan Made Arimbawa.
Mereka menjelaskan, sudah mengontak Saudara Lolak melalui komunikasi hanphone, untuk diajak berdiskusi. Namun ia tidak menjawabnya.
Bagi anggota Pokli Gubernur Bali yang sudah beberapa kali mengadakan pertemuan sejak Corona merebak – pemerintah Provinsi sudah melakukan tindakan tegas, jelas dan terukur baik dalam bentuk regulasi dan tindakan nyata. Sejak awal, pemerintah Bali melakukan sosialisasi, dan mengarahkan masyarakat supaya waspada dengan virus Corona. Sejak awal juga jajaran Rumah Sakit di bawah kendali Dinas Kesehatan disiapkan.
“Pokli Pembangunan sejak awal juga mengikuti, apa-apa yang dilakukan Gubernur Bali bersama jajarannya. Bahkan Gubernur segera membentuk Satgas Pengendalian Virus Corona dengan anggota dari berbagai unsur di bawah komandan Sekda Bali Dewa Made Indra. Di mananya gabeng? Di mananya gagap?,” kata Made Arimbawa dengan suara meninggi.
Di bagian lain, nampaknya masyarakat Bali mendukung usaha Gubernur Bali bersama aparatnya dengan adanya “umpatan” dari Lolak dan Pasek Suardika. Sejumlah netizen di media sosial membully Lolak, tokoh yang gagal masuk Senayan (gagal menjadi anggota DPR-RI) bersama rekannya Suardika.
Malahan netizen mengatai Lolak dengan kata-kata kasar yang tidak patut dimuat dalam media massa. Sebagaimana diketahui, dua tokoh Partai Hanura itu adalah mantan anggota legislator di Pusat, namun dalam pemilu 2019 gagal dan tidak terpilih lagi. Artinya mereka kurang mendapat kepercayaan dari masyarakat Bali.
Prof Gelgel mengharapkan, politisi hendaknya jangan mencari panggung di balik kasus Corona. Mari kita sama-sama bersatu menghadapi kasus Corona demi kepentingan rakyat Bali secara umum.
“Kewajiban rakyat Bali dari mana pun asalnya, apa pun keyakinan politiknya, bersama-sama menyelamatkan rakyat Bali dengan kekuatan masing-masing, menghentikan virus Corona yang sudah mendunia ini,” kata Prof Made Sudiana menambahkan. (*)