Kebijakan Australia Tantangan bagi Pariwisata Bali

SUASANA kawasan wisata Kuta yang lengang, di masa pandemi corona. foto: ist

MANGUPURA – Kebijakan Australia menutup kunjungan pariwisata dari dan ke Bali, hingga pertengahan 2021 membuat ‘kampung turis’ Kuta keteteran. Selama ini, turis Australia penyuplai kunjungan wisman terbanyak di Kuta.

Jika wisatawan belum diizinkan berkunjung ke Bali saat pariwisata mancanegara kembali dibuka, maka upaya pemulihan pariwisata di Kuta sangat lambat. ‘’Kami harap kebijakan itu tidak seperti apa yang diwacanakan itu. Semoga ini bisa direvisi kembali, karena itu tentu sangat berat bagi kami di Kuta,’’ kata Bendesa Adat Kuta, Wayan Wasista, Selasa (20/10/2020).

Bacaan Lainnya

Menurutnya, suplai kunjungan wisatawan Australia diperlukan bagi Bali dan Kuta khususnya. Walaupun kunjungan wisatawan dari negara lain cukup banyak datang, namun hal itu tak bisa menggantikan kunjungan wisatawan Australia. Sebab karakter Aussie berbeda dengan wisatawan lain yang berkunjung di Kuta.

Seperti masa tinggal, cara berbelanja, kekuatan uang dan kebiasaan mereka yang identik dengan dunia glamor. Terlebih wisatawan Australia tergolong wisatawan yang pertama datang berkunjung ke Kuta. “Jika mereka banyak berbelanja, maka itu tentu akan cepat memulihkan pariwisata kita dan membuat perputaran ekonomi kita juga cepat. Tanpa wisatawan Australia, maka pariwisata kita akan berkembang lambat,” ujarnya.

Baca juga :  Kapolres Gianyar Ancam Personel Langgar Netralitas di Pemilu

Di Kuta hampir 60 persen wisatawan yang berkunjung merupakan wisatawan Australia. Bahkan tak sedikit diantara mereka sudah punya rumah dan usaha di Kuta. Karena itu, ia menilai wisatawan Australia juga keberatan dengan kebijakan itu. Terlebih Bali sudah dianggap sebagai second home atau rumah kedua mereka.

“Sekarang kan vaksin sudah ditemukan, lantas kenapa lagi masih dibatasi. Masyarakat juga sudah taat dengan protokol kesehatan yang berlaku. Jadi kami harap wisatawan asing ini secepatnya bisa datang ke Bali, sehingga mempercepat pemulihan perekonomian masyarakat,” harapnya.

Sementara Managing Director The Nusa Dua, IGN Ardita, menyampaikan, kebijakan yang dirilis negara Australia itu patut dihormati karena itu dilakukan demi menjaga keselamatan warganya. Namun yang terpenting sekarang ini dilakukan adalah bagaimana upaya meyakinkan wisatawan berkunjung ke Bali.

Sebab market pariwisata Bali bukan hanya mengacu ke satu negara, tapi tersebar di negara lain juga. Apalagi dampak pandemi ini membuat kondisi negara relatif sama, memiliki peluang yang sama dan bergerak dalam kondisi yang sama.

“Seluruh dunia mengalami kondisi Covid-19, masing-masing negara juga punya cara untuk mengerakkan perekonomian. Pemerintah sudah sangat luar biasa berupaya menggerakkan perekonomian, ini perlu dukungan bersama karena tidak bisa itu dilakukan secara parsial,” ujarnya. 023

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.