POSMERDEKA.COM, KARANGASEM – Kasus demam berdarah dengue (DBD) di Kabupaten Karangasem sampai kini masih landai. Tahun 2023 kasus DBD menurun drastis dibandingkan tahun 2022. Pada tahun 2022 jumlah kasus pasien DBD sampai 822, sedangkan akumulasi tahun 2023 dari bulan Januari hingga akhir November jumlahnya hanya 455. Kendati demikian, pengendalian DBD masih akan terus dilaksanakan Dinas Kesehatan Karangasem.
Salah satu rancangan penanggulangan DBD, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) berencana menggunakan teknologi nyamuk wolbachia di Indonesia. Teknologi ini dilakukan dengan cara menginfeksi nyamuk aedes aegypti dengan bakteri wolbachia, sehingga tidak lagi menularkan virus dengue ke manusia. Namun, hingga kini, cara itu masih mengundang pro-kontra di masyarakat, karena sebagian masyarakat takut akan efek samping yang mungkin ditimbulkan. Sebab, teknologi ini masih baru.
Ditanya terkait pelaksanaan teknologi ini di Karangasem, Kepala Dinas Kesehatan Karangasem, I Gusti Bagus Putra Pertama, mengaku masih menunggu regulasi dari pusat. “Terkait penyebaran nyamuk ber-wolbachia, hanya melengkapi dari program penanggulangan DBD yang sudah dilaksanakan selama ini,” ujarnya, Jumat (1/12/2023).
Untuk saat ini, jelasnya, penanggulangan DBD masih dilakukan dengan cara seperti biasa. Tata laksana kasus DBD sesuai SOP. Upaya pencegahan DBD yang dilakukan yakni meningkatkan kewaspadaan dini dan respons melalui surveilans aktif di masyarakat dan faskes, untuk mendapat data yang cepat dan tepat. Melaksanakan fogging, Gertak PSN, memaksimalkan pokjanal DBD, pemantauan jentik melalui program G1R1J (gerakan 1 rumah 1 jumantik) juga tetap dilaksanakan. nad