Karena Ini, Layanan Air Bersih di Buleleng Terganggu

Foto : Made Lestariana Made Lestariana. Foto: ist
Foto : Made Lestariana Made Lestariana. Foto: ist

BULELENG –Kemarau berkepanjangan yang terjadi di sebagian wilayah Bali mulai berdampak negatif. Seperti yang dialami Buleleng, di mana debit air bersih yang dikelola Perusahaan Umum Daerah (Perumda) setempat mengalami penurunan signifikan.

Bahkan di puncak musim kemarau, penurunan debit air bersih mencapai 30 persen, dari total debit air dihasilkan 761 liter/detik.Kondisi ini membuat layanan air bersih ke sejumlah kecamatan yang menjadi jangkauan Perumda agak terganggu.

Bacaan Lainnya

Direktur Utama (Dirut) Perumda Air Minum Tirta Hita Buleleng, Made Lestariana mengakui kondisi tersebut.
Lestariana mengatakan, akibat adanya penurunan debit air pada sumber-sumber mata air, terjadi gangguan pelayanan kepada pelanggan air bersih yang ada di wilayah Kabupaten Buleleng dengan total mencapai 55 ribu lebih pelanggan.

Gangguan pelayanan air bersih itu, kata Lestariana, sangat dirasakan ketika memasuki waktu beban puncak yakni pagi dan sore hari. “Dari pengalaman sebelumnya, pengurangan debit air itu sampai 30 persen biasanya di puncak musim kemarau. Tentu dengan kondisi ini, menimbulkan persoalan dari sisi pelayanan,” kata Lestariana di Singaraja, Minggu (13/9).

Sejatinya, menurut Lestariana, total debit air bersih yang dihasilkan sebesar 761 liter/detik itu jika pada musim normal sangat over (melebihi). Persoalan waktu beban puncak ditengah menurunnya debit air karena musim kemarau, diakui Lestariana, itu terjadi karena sistem pendistribusian air belum semua secara gravitasi.

Baca juga :  Simulasi Pemungutan Suara, KPU Denpasar Siapkan Ruang Kelas Jadi TPS

“Belum gravitasi semua, 80 persen dengan pompa, hampir 50 persen tembak langsung melalui reservoar. Jadi kendalanya ada di beban waktu puncak, pagi dan sore hari. Makanya kami sering imbau masyarakat untuk menampung air. Kalau gangguan sampai 24 jam, kami bantu dengan mobil tangki sesuai SOP,” jelas Lestarian.

Untuk mengatasi persoalan ini, lanjut diungkapkan Lestariana, Perumda Air Minum Tirta Hita Buleleng kini telah membangun tiga sumur bor untuk meningkatkan kapasitas debit air di Buleleng. Tiga sumur bor yang dibangun itu berada di Desa Tingga-tingga, Desa Klibukbuk, dan Desa Kubutambahan.

“Masing-masing kapasitas (debit air) dibangun 10 liter/detik, walaupun nanti yang dihasilkan bisa lebih, tapi kami estimasikan sesuai rencana teknis itu 10 liter/detik. Kalau investasinya sekitar Rp700 juta untuk satu sumur bor. Ini untuk meningkatkan pelayanan air bersih kepada pelangan,” pungkas Lestariana. 018

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.