Karate PON XXI : Lewati Tekanan, Coki Selamatkan Tradisi Medali Emas Forki Bali Sejak PON XIX 2016

KARATEKA putri Bali Cok Istri Agung Sanistyarani (kedua dari kiri) usai pengalungan medali emas Kumite kelas -55kg PON XXI, di GOR Serba Guna Unimed. foto: ist

POSMERDEKA.COM, MEDAN – Menjadi atlet unggulan penyumbang medali emas untuk kontingen Bali, membuat kareteka Cok Istri Agung Sanistyarani merasa terbebani. Tapi astungkara, kareteka asal Klungkung yang juga ASN Pemkab Klungkung ini bisa melewati tekanan itu dengan prestasi sesuai harapan yakni medali emas.

Bertanding pada laga final yang berlangsung di GOR Serbaguna Unimed, Rabu (18/9/2024), karateka yang akrab disapa Coki ini sukses mendulang medali emas nomor kumite kelas -55kg, setelah mengatasi perlawanan kareteka DKI Jakarta.

Bacaan Lainnya

Medali emas ini merupakan emas ketiga Coki secara beruntun alias hattrick sejak PON XIX 2026 di Jawa Barat. Lebih dari itu, sekeping medali emas ini juga menyelamatkan tradisi medali emas cabor karate dibawah pimpinan Armand Setiawan (Ketua Umum Pengprov Forki Bali) pada ajang even akbar empat tahunan tersebut.

Raihan tiga medali emas beruntun sejak PON 2016, membuat Coki layak disebut legenda karetaka Bali. Namun ia menolak disematkan penghargaan itu, karena menurutnya masih banyak atlet lain dari Bali yang layak mendapat predikat sebagai legenda.

Baca juga :  Dua Tahun Kepemimpinan Koster-Ace

Sebelum merebut medali emas ketigakalinya, Coki secara jujur mengaku deg-degan karena merasa ada tekanan. “Jujur ada tekanan yang luar biasa dari tuan rumah dan karateka daerah lain. Itu yang membuat saya deg-degan. Tapi saya bersyukur bisa melewati tekanan ini,” ucap Coki, seperti dilansir posmerdeka.com dari suaramerdeka.

Selain memang sudah mengetahui bagaimana kekuatan lawan-lawannya di Kumite -55 kg putri, Coki juga berterimakasih kepada Armand Setiawan karena memberikan kesempatan dan persiapan luar biasa untuk Tim Karate PON Bali agar bisa berprestasi di PON XXI 2024. ”Persiapan matang Tim Karate Bali yang dipimpin Armand Setiawan menjadi salah satu kunci sukses saya,” ungkapnya.

Lantas apakah medali emas ketiga akan menjadi penampilannya di panggung karate, atau masih akan lanjut pada PON XXII NTB-NTT tahun 2028? Coki mengaku belum bisa memastikan. ”Yang jelas, Tim Karate Bali butuh regenerasi. Apalagi usia saya sudah tidak muda lagi. Tahun ini, tepatnya pada December mendatang, saya sudah 30 tahun,” ujar Coki.

”Karena tahun depan secara usia memasuki kepala tiga. Saya inginnya ada generasi penerus lain. Tapi kalau dibutuhkan Bali untuk PON XXII, ya kita lihat nanti saja. Yang jelas untuk panggilan Timnas Karate, saya Siap,” pungkasnya. yes

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.