Kadisnaker Gianyar-BP3MI Kunjungi PMI Korban Konflik Lebanon

NI Kadek Sriari (tengah) saat dikunjungi Disnaker Gianyar di rumahnya di Banjar Belusung Kaja, Desa Pejeng Kaja, Tampaksiring. Foto: ist

POSMERDEKA.COM, GIANYAR – Kepala Dinas Tenaga Kerja Gianyar, Ida Ayu Ketut Surya Adnyani, bersama stakeholder terkait mengunjungi Pekerja Migran Indonesia (PMI) asal Gianyar yang berhasil dievakuasi dari Lebanon, Ni Kadek Sriari, Rabu (9/10/2024). Mereka mendatangi rumah Sriari di Banjar Belusung Kaja, Desa Pejeng Kaja, Tampaksiring sebagai bentuk kepedulian kepada PMI yang ikut menyumbang devisa negara.

Dek Sri, sapaan akrabnya, merupakan satu dari tiga warga asal Bali yang dipulangkan dari Lebanon oleh Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) akibat perang antara Hizbullah dan pasukan Israel.

Bacaan Lainnya

Dalam kunjungannya, Adnyani mengapresiasi langkah-langkah yang dilakukan semua pihak sampai berhasil mengevakuasi PMI asal Gianyar. “Dari informasi yang kami dapat dari Dinas Tenaga Kerja Provinsi Bali, dan koordinasi yang dilakukan dengan Kementerian Luar Negeri, salah satunya ada warga dari Gianyar,” kata Adnyani.

Dia mewanti-wanti kepala desa agar lebih berhati-hati memberi rekomendasi bagi calon PMI. Karena ujungtombaknya ada di desa, dia mengingatkan jika ada yang minta rekomendasi ingin bekerja ke luar negeri, mohon berhati-hati lagi.

”Kalau tidak tahu, bisa kontak kami di Disnaker melalui layanan terpadu satu atap terkait dokumen calon PMI,” pinta Adnyana seraya menjelaskan, prosedur ini sejalan dengan Perda Kabupaten Gianyar Nomor 9/2021 tentang Pelindungan Pekerja Migran Krama Gianyar.

Baca juga :  Wayan Gunawan : Gembira dan Bersyukur

Dek Sri merasa sangat bersyukur sekaligus lega akhirnya berhasil pulang ke Gianyar dalam kondisi selamat. Namun, dia mengaku masih trauma setiap kali mengenang suara dentuman bom. Meski tidak persis berada di titik konflik, dia bercerita pernah melihat orang-orang bersenjata baku tembak.

Dia beberapa kali menyampaikan keinginan untuk pulang, tapi berkali-kali pula tidak digubris bosnya. Sebab, kontrak kerja yang ditandatangani adalah selama dua tahun. “Bos bilang nggak apa-apa. Perang itu katanya sudah biasa di sana,” tuturnya.

Mungkin biasa bagi warga di sana, tapi bagi Dek Sri yang kali pertama mendengar ledakan bom, suasana tersebut dirasa sangat mencekam. Bermodal keberanian, Dek Sri bersama dua rekannya melapor ke KBRI di Lebanon agar bisa pulang.

Beberapa waktu setelah laporan tersebut, KBRI menjemput Dek Sri dkk. di Beirut. Hanya, mereka tak bisa membawa banyak barang, dan sebagian ditinggal di tempat kerja. “Yang terpenting bawa surat-surat. Ada pakaian dan stok makanan yang masih di tempat kerja,” cetusnya menandaskan. adi

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.