POSMERDEKA.COM, GIANYAR – Bupati Gianyar, I Made Mahayastra, melantik ratusan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK), terdiri dari 843 guru dan 142 tenaga kesehatan. Selain itu juga 11 jafung pengawas sekolah, 46 kepala sekolah, serta 39 jabatan struktural.
Pelantikan dilakukan di Taman Maheswara Kantor Bupati Gianyar, Selasa (19/9/2023) pagi atau sehari sebelum mengakhiri masa jabatan. “Saya percaya saudara akan melaksanakan tugas sebaik-baiknya sesuai tanggung jawab yang diberikan,” ucap Mahayastra.
Dari 1.035 yang dilantik, empat di antaranya merupakan jabatan pimpinan tinggi pratama. Mereka adalah Anak Agung Gde Agung yang sebelumnya menjabat Kepala Dinas Kepemudaan dan Olahraga, kini Staf Ahli Bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat.
Cokorda Gede Bagus Lesmana Trisnu yang sebelumnya sebagai Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana, kini sebagai Kepala Dinas Kebudayaan.
I Gusti Agung Sri Widiawati yang sebelumnya Kepala Dinas Kebudayaan, kini sebagai Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana.
Terakhir, I Wayan Wirasa, yang sebelumnya sebagai Kepala Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia, dirotasi menjadi Kepala Dinas Kepemudaan dan Olahraga.
Dengan mutasi ini, Mahayastra berpesan kepada seluruh pegawai di Pemkab Gianyar untuk bekerja fokus, solid dan selalu meningkatkan koordinasi demi terciptanya masyarakat Gianyar yang aman dan sejahtera.
Dia mengaku menyiapkan mutasi maupun pengangkatan P3K untuk penyegaran, memberi apresiasi promosi kepada mereka yang berhasil, dan memberi sanksi kepada mereka yang tidak bisa melaksanakan tugas. ”Atau melanggar kode etik sebagai ASN maupun lainnya,” terangnya tanpa merinci birokrat dimaksud.
Mahayastra juga mengingatkan ASN agar mampu membangun kinerja produktif, efektif, efisien dengan memanfaatkan teknologi informasi di era digital. Tentu dengan berpedoman pada peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Perubahan disebut tidak mudah. Bila dulu mengurus sesuatu bisa sampai berminggu-minggu atau berbulan-bulan, sekarang di era keterbukaan informasi seperti itu tentu akan mencoreng wajah pemerintahan.
Untuk mewujudkan itu, Mahayastra mendaku membangun berbagai fasilitas pendukung. Selain membangun hal-hal wajib seperti pemerintahan, pendidikan, kesehatan dan infrastruktur, pengentasan kemiskinan disebut adalah wajah dari Pemkab Gianyar.
“Mutasi tidak bisa dijadikan tempat untuk menyenangkan orang, mutasi tidak bisa dijadikan tempat hajatan, mutasi ranah untuk meningkatkan kinerja saudara-saudara. Mutasi merupakan tempat rakyat mendapat peningkatan pelayanan, baik di bidang pendidikan, kesehatan dan bidang-bidang lainnya,” serunya menandaskan. adi